Sementara Kuba membuat pernyataan bersama tentang masalah Xinjiang atas nama 45 negara.
Pada dasarnya, semua negara mendukung sikap yang diambil China dalam sejumlah masalah tersebut.
"China dengan tegas menentang siapa pun yang menciptakan ketidakstabilan, pemisahan diri, atau kekacauan di China."
"Kami juga tegas menentang menipulasi politik pada masalah yang terkait dengan Hong Kong dan Xinjiang, serta campur tangan asing dalam urusan dalam negeri China," ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying.
Terkait dengan masalah yang terjadi di Hong Kong, semua negara sepakat bahwa penerapan hukum kemanan nasional perlu dilakukan untuk menjaga kemakmuran dan stabilitas Hong Kong itu sendiri.
Mereka juga menilai bahwa hak dan kebebasan yang sah dari penduduk Hong Kong akan lebih terlindungi dalam payung hukum yang sah.
Hua menambahkan bahwa tindakan di Xinjiang telah sesuai dengan hukum untuk melawan ancaman terorisme dan ekstremisme serta melindungi HAM semua kelompok masyarakat.
Banyaknya dukungan yang mengalir ke China dinilai Hua sebagai kegagalan negara-negara Barat yang berusaha untuk mendiskreditkan China dalam masalah yang terkait dengan Hong Kong dan Xinjiang.
"Krisis pengungsi, rasisme, ekstremisme, dan masalah etnis minoritas terus berlanjut, dan insiden keji terhadap orang Yahudi, Muslim, dan keturunan Afrika sering terjadi di beberapa negara barat."
"Kami menentang standar ganda yang mereka lakukan," tambah Hua.