Tambahan lagi, ada 43 negara menerima sekitar 5 milyar Dolar AS dari DSSI untuk danai biaya sosial, kesehatan dan penanggulangan ekonomi menghadapi kondisi pandemi.
Kemudian, 7 negara paling kaya di dunia juga memperpanjang jangka pembayaran hutang untuk negara-negara termiskin sepanjang 2020.
Namun Malpass mengatakan jika "terlalu banyak kreditor tidak berpartisipasi kepada inisiatif tersebut.
"Hal ini sebabkan keringanan hutang terlalu dangkal untuk memenuhi kebutuhan fiskal dari pandemi yang sebabkan ketidaksetaraan."
Hal ini karena pembayaran hutang ditangguhkan, bukan dikurangi.
Itu sebabnya, tidak ada cahaya dan tidak ada ujung yang baik jika sudah terlilit hutang.
"Karena parahnya pandemi ini, aku yakin kita perlu gerakan mendesak untuk sediakan pengurangan berarti terhadap stok hutang bagi negara yang terlilit hutang," ujar Malpass.
China disorot karena ia adalah negara pemberi pinjaman terbesar di negara-negara yang hampir lumpuh itu.