Artis Ussy Sulistiawaty Donorkan ASI untuk Bayi Rachel Maryam, Begini Aturan untuk Donorkan ASI, Tak Bisa Sembarangan!

K. Tatik Wardayati

Penulis

Ussy Sulistiawaty mendonorkan ASI-nya untuk bayi Rachel Maryam. Tidak sembarang orang bisa mendonorkan ASI-nya, begini aturannya, tidak sembarangan.

Intisari-Online.com – Pada beberapa keadaan di mana ibu tidak bisa menyusui bayinya, donor ASI merupakan alternatif untuk mendukung pemberian ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi.

Namun upaya tersebut harus disikapi dengan bijaksana agar memberikan manfaat dan bukan sebaliknya.

Seperti kisah artis berikut ini yang mendonorkan ASI-nya untuk bayi lain.

Suami artis peran Rachel Maryam, Edwin Aprihandono berterimakasih kepada artis Ussy Sulistiawaty yang telah mendonorkan ASI-nya untuk bayinya dengan Rachel yang baru lahir.

Baca Juga: Luar Biasa! Gara-gara Kelainan Langka, Ibu Muda Ini Justru Bisa Menyumbangkan ASI Hingga 2,5 Ton!

Hal itu disampaikan Edwin dalam sebuah pernyataan yang diterima Kompas.com, melalui pesan WhatsApp dari Tamara Aisha, adik Rachel, Selasa (6/10/2020).

"Terima kasih juga ingin kami sampaikan yang sebesar-besarnya kepada orang-orang berhati mulia, mama Arum dan mama Ussy Sulistiawaty yang sudah membantu mendonorkan ASI-nya untuk anak kami, Eijaz, selama kami melewati masa sulit ini," kata Edwin.

Edwin menjelaskan, Rachel mengalami pendarahan setelah melakukan operasi caesar.

"Pasca-operasi caesar Rachel mengalami komplikasi yang menyebabkan pendarahan dalam hebat," ucapnya.

Baca Juga: Pendonor ASI Ini Memperoleh ‘Pelanggan’ dengan Permintaan Aneh

Hal ini membuat dokter harus mengambil tindakan segera melakukan operasi kembali untuk menghentikan penyebab pendarahan.

Hingga pihak keluarga memutuskan agar dilakukan pengangkatan rahim.

"Dan diputuskan agar Rachel diangkat rahimnya," ujarnya.

Pendarahan ini menyebabkan Rachel kehilangan banyak darah.

Edwin kemudian menjelaskan, Rachel bukan mengalami koma seperti kabar yang beredar sebelumnya, melainkan memang harus dibuat tidak sadar dengan dibius lantaran kondisi yang demikian.

"Untuk kenyamanan pasien, maka dokter memutuskan agar Rachel 'ditidurkan' atau dibuat 'tidak sadar' selama 2 hari dari total 4 hari Rachel dirawat di ICU," katanya.

Saat ini, Rachel sudah berhasil melewati masa kritis dan masuk masa pemulihan. Ia juga sudah bertemu dengan bayinya.

Rachel melahirkan anak keduanya pada Jumat, 2 Oktober 2020, di RS Bunda, Menteng, Jakarta Pusat.

Bayi yang diberi nama Muhammad Eijaz Mata Air itu lahir dengan berat badan 3.780 gram dan tinggi 50 cm.

Baca Juga: Kabar Menggemberikan! ASI Dapat Mengobati Virus Corona, Simak Selengkapnya

Donor ASI Tak Bisa Sembarang

Sikap hati-hati dalam mencari donor ASI itu, antara lain disebabkan karena di Indonesia belum ada Bank ASI yang melakukan skrining terhadap pendonor ASI.

"Saya lihat di twitter, majalah, dan jejaring sosial lainnya, ada yang menawarkan donor ASI. Masyarakat harus tahu bahwa ada beberapa penyakit yang bisa ditularkan melalui ASI," kata dr. Rosalina D.Roeslani, anggota satuan tugas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam acara seminar mengenai ASI di Jakarta, Rabu (1/8), seperti dilansir dari Kompas.com.

Rosi mengatakan, pemberian donor ASI tidak boleh dilakukan hanya berdasarkan kesepakatan di bawah tangan antara ibu dan pendonor.

Untuk memberikan donor ASI, seorang pendonor harus melalui beberapa tahap penapisan atau skrining.

Skrining dilakukan untuk menjamin agar bayi yang mendapat ASI donor tidak terpapar penyakit yang mungkin diderita oleh ibu donor. Pasalnya, ada beberapa penyakit yang ditularkan melalui ASI seperti, hepatitis B, hepatitis C, HIV dan Rubella.

"Jadi ada rambu-rambu yang harus kita ikuti. Kita tidak bisa merekomendasikan pemberian donor ASI yang tidak melalui skrining dan pasteurisasi," katanya.

Rosa menerangkan, ada beberapa tahapan skrining yang harus dilakukan jika seseorang ingin mendonorkan ASI.

Tahap pertama adalah skrining lisan dan tulisan.

Baca Juga: Wanita Ini Tetap Beri ASI Anaknya yang Sudah Berusia 5 Tahun Meski Dicibir Orang-orang, Justru Yakin Buah Hatinya Menjadi Lebih Kebal, Ini Fakta Menyusui Lewat Usia 2 Tahun

Pada tahap ini donor akan menjalani menjawab pertanyaan tentang riwayat kesehatan secara detail.

Setelah melalui tahap pertama, donor ASI akan memasuki tahap dua yaitu pemeriksaan serologi (tes darah) untuk HIV-1 dan HIV-2, Hepatitis B, Hepatitis C, dan Sifilis.

Setelah melalui tahapan penapisan, ASI harus diyakini bebas virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan.

"Jadi bukan donor ASI yang dihentikan, tapi prosesnya yang harus diatur," ujar Rosa. (Ira Gita Natalia Sembiring)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ussy Sulistiawaty Donorkan ASI untuk Bayi Rachel Maryam"

Baca Juga: Ibu Hamil Tak Perlu Ragu Lagi Konsumsi Jantung Pisang, Ini 8 Manfaat Jantung Pisang untuk Ibu Hamil, Salah Satunya Cegah Diabetes Gestasional

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait