Find Us On Social Media :

Sepak Terjang David Ben Gurion, Sosok Pendiri Negara Israel yang Terobsesi Senjata Nuklir

By Khaerunisa, Minggu, 4 Oktober 2020 | 18:09 WIB

David Ben Gurion

Akibat revolusi ini, 5.000 warga Arab, lebih dari 300 warga Yahudi, dan 262 tentara Inggris tewas.

Selain itu, sedikitnya 15.000 warga Arab terluka.

Inggris kemudian menggelar sejumlah investigasi untuk menentukan penyebab pertumpahan darah yang terjadi selama tiga tahun tersebut.

Baca Juga: Betapa Piciknya Trump, Dia yang Jadikan Vietnam 'Pemenang' dalam Perang Dagang, Dia Juga yang Ngebet Jatuhkan Sanksi

Terdapat berbagai solusi dengan yang terbaru diusulkan Inggris pada Mei 1939, atau beberapa bulan sebelum Perang Dunia II bergulir.

Solusinya adalah Inggris bakal menentukan kuota jumlah imigran Yahudi yang bisa memasuki Palestina, di mana pengelolaannya bakal dilaksanakan pemimpin Arab di masa depan.

Selain kuota, Inggris juga melarang imigran Yahudi membeli tanah dari warga Arab demi mencegah gesekan sosial antara kedua kubu.

Solusi itu membuat Ben Gurion meradang. Dia kemudian menyerukan kepada seluruh warga Yahudi lainnya untuk bangkit dan menentang Inggris.

Dia dan para pemimpin Zionis lainnya berkumpul di New York pada 1942, tepatnya di Hotel Biltmore, dan menetapkan Palestina sebagai wilayah Persemakmuran Yahudi.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Ben Gurion terus berkampanye menentang Mandat Palestina dan pada 1948 di Sidang Umum PBB, Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet menyepakati berdirinya Negara Israel.