Isi deklarasi itu adalah Inggris akan mengupayakan Palestina sebagai rumah bagi bangsa Yahudi, tetapi dengan jaminan tidak akan mengganggu hak keagamaan dan sipil warga non-Yahudi di Palestina.
Deklarasi itu kemudian di Perjanjian Damai Sevres pada 10 Agustus 1920 antara Ottoman dengan Sekutu di akhir Perang Dunia I.
Inti dari perjanjian itu adalah pembagian wilayah milik Ottoman Turki yang membuat kerajaan itu bubar, dan memunculkan Mandat Palestina.
Setelah deklarasi itu dirilis, Ben Gurion kembali ke Timur Tengah dan berperang melawan Ottoman demi pembebasan Palestina.
Setelah Ottoman tersingkir, Ben Gurion menyerukan kepada komunitas Yahudi untuk bermigrasi dalam jumlah besar ke Palestina.
Kedatangan mereka membuat fondasi bagi Negara Yahudi.
Pada 1935, dia terpilih sebagai Ketua Zionist Executive, pimpinan tertinggi Zionisme dunia.
Setelah satu dekade gelombang perpindahan itu, warga Arab Palestina mulai gerah dan merasa disingkirkan.
Perasaan itu menumbuhkan nasionalisme Palestina.
Puncaknya adalah Revolusi Arab pada 1936-1939 yang dipimpin oleh Imam Besar Yerusalem Mohammad Amin al-Husayni.