Bahkan, tak tanggung-tanggung, petugas keamanan dan polisi menyelidiki tulisan kedua tangan warga di sekitar pasar tersebut, baik tangan kanan maupun tangan kiri.
Setelah memeriksa tulisan tangan kanan warga, kemudian mereka memeriksa tulisan tangan kiri.
"Mereka memulai penyelidikan tulisan tangan kedua
"Pertama kali mereka menyuruh semua orang menulis dengan tangan kanan, tapi kali ini semua penghuni harus menulis dengan tangan kiri," katanya.
Warga Korea Utara pun marah karena pihak berwenang lebih peduli untuk mengungkap insiden itu daripada alasan yang mendorong seseorang untuk menulis pesan tersebut, kata penduduk.
Sumber lain, yang juga berbicara secara anonim, mengatakan kepada RFA bahwa penyelidikan yang luas bukan hanya menyasar warga sekitar.
Menurutnya, bahkan orang-orang yang kebetulan berada di daerah itu pada saat itu diperintahkan untuk memberikan contoh tulisan tangan mereka.
"Minggu lalu saya menerima izin karantina dan pergi ke rumah kerabat saya di Unsan, provinsi Pyongan Selatan," katanya.
"Saat saya menjalankan bisnis saya, seorang agen keamanan lokal memanggil saya untuk diinterogasi," ungkapnya.