"Agen keamanan bertanya kepada saya tentang kapan saya datang dari provinsi Pyongan Utara dan menyuruh saya menulis di selembar kertas dengan tangan kanan dan kiri saya.
"Setelah memastikan bahwa tulisan tangan saya berbeda dengan coretan, dia melepaskan saya," jelasnya.
Namun ternyata meski membuat pemerintah marah, penulis grafiti yang tidak diketahui itu justru dianggap sebagai pahlawan oleh warga sekitar, kata sumber kedua.
"Penduduk setempat sangat puas dengan coretan yang bertuliskan, 'Ganggu pejabat partai,' karena pihak berwenang dan orang-orang berkuasa, termasuk pejabat partai, kaya, tetapi penduduk biasa menderita setiap tahun karena kesulitan yang berbeda," katanya.
"Saya tahu di provinsi Pyongan Utara, ceritanya sama.
“Apartemen tempat tinggal anggota partai provinsi selalu mendapat aliran listrik, sedangkan lingkungan tempat tinggal warga biasa tidak,"
Jadi, di malam hari Anda tidak benar-benar melihat lampu," imbuhnya.
Sebaliknya, para pejabat partai menikmati kehidupan yang baik, kata sumber itu.
"Mereka hanya menjalaninya sementara warga biasa bekerja keras untuk mencari nafkah, dan kebencian rakyat menumpuk sampai-sampai rakyat mulai benci para pejabat dan kepemimpinan negara," ungkapnya.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari