Find Us On Social Media :

Bikin Seluruh Dunia Heran Kenapa Berani Patahkan Konsensus Rapuh Perdamaian 45 Tahun di Tahun Ini, Analis Sebut Xi Jinping Ingin Terlihat Kuat dan Pongah di Depan India, Mengapa?

By Maymunah Nasution, Kamis, 1 Oktober 2020 | 19:09 WIB

ILUSTRASI. Tentara India melakukan tugas patroli di wilayah Ladakh

Mengutip The Guardian, konsensus rapuh yang disepakati selama hampir setengah abad juga ikut mati.

Sebelum pertempuran minggu lalu, tidak ada tentara dari kedua pihak yang tewas dalam pertempuran di perbatasan selama 45 tahun.

Lalu mengapa di tahun 2020 ini terjadi pertikaian ini?

Dilihat dari sejarahnya, China dan India bertempur di perbatasan pada tahun 1962, dan bentrok lagi pada tahun 1967. Akan tetapi, kedua belah pihak berupaya ingin menghindari insiden yang bisa mengarah ke perang terbuka.

Baca Juga: Akhirnya China-India Genjatan Senjata Meski Sementara, Namun 30.000 Pasukan India dan 50.000 Pasukan China Harus Siap Hadapi Kondisi Paling Sulit Ini, Siapa yang Paling Kuat Bertahan?

Kemudian ada penyergapan hari Senin, mengubah segalanya. Situasi ini berpotensi besar memicu perselisihan yang selama ini terpendam.

Pada hari Sabtu (20/6/2020), China menuduh India melakukan "aksi provokasi yang disengaja", dan mengkritik pembangunan infrastruktur di daerah tersebut. Tetapi konstruksi India telah berada di dalam wilayah yang dikontrolnya.

"Ini tampaknya menjadi dorongan yang jauh lebih terpadu pada bagian China untuk mengubah status quo," kata Andrew Small, rekan senior di German Marshall Fund kepada The Guardian. Dia memperingatkan bahwa informasi tentang daerah perbatasan itu terpisah-pisah, dan sebagian besar dari sumber-sumber India dilengkapi dengan gambar satelit. Akan tetapi, ada gambaran yang jelas tentang kehadiran pasukan China yang terus meningkat.

Small menambahkan, "Militer China telah memperkuat posisinya di banyak lokasi, tidak hanya melakukan patroli di seluruh LAC tetapi membangun infrastruktur dan mempertahankan kehadiran yang berkelanjutan."

Baca Juga: Memanas, Mantan Jenderal China Sebut India yang memusatkan 10.000 Pasukan di Dekat Perbatasan: Tidak Boleh Lengah