Bukan hal yang aneh bagi Timor untuk melihat kekuatan-kekuatan besar berebut pengaruh.
Pada pertengahan 1700-an, iming-iming kayu cendana dan lilin lebah membuat Portugis mendirikan koloni di bagian timur pulau itu sekitar 250 tahun yang lalu.
Portugal meninggalkan wilayah itu pada tahun 1975, membuka jalan bagi invasi Indonesia dan perang yang mengikutinya.
Sangat indah dan menawarkan penyelaman kelas dunia, namun negara ini gagal meraup dolar dari pariwisata karena berjuang untuk melepaskan reputasinya yang dilanda perang.
Timor-Leste telah mengambil 95% pendapatan yang diharapkan dari satu-satunya ladang minyak yang memproduksi, Bayu-Undan, menurut lembaga pemikir lokal La'o Hamutuk .
"Bangsa ini akan mendapat bantuan, dalam penyelesaian perjanjian maritim dengan Australia," ungkap La'o Hamutuk.