Find Us On Social Media :

Otonomi Khusus Papua 'Hangus' Tahun Depan, Ini yang akan Dipertaruhkan Indonesia Jika Sampai Bumi Cenderawasih Lolos dari Genggaman

By Tatik Ariyani, Minggu, 27 September 2020 | 16:42 WIB

Kota Sorong, Papua Barat

Makalah yang diterbitkan oleh Future Directions International pada 17 September 2020 ini akan mengkaji perspektif Pemerintah Indonesia tentang gerakan kemerdekaan Papua Barat dan kepentingannya dalam mempertahankan kontrol kedaulatan atas wilayah tersebut, meskipun ketegangan dan kekerasan meningkat.

Papua Barat, yang meliputi provinsi Papua dan Papua Barat, memiliki luas daratan 450.000 km2, terhitung hampir seperempat dari total luas daratan Indonesia.

Tanah itu juga kaya akan sumber daya dan mengandung deposit mineral yang sangat besar, terutama emas dan tembaga, dan ladang minyak dan gas yang luas, serta petak besar hutan hujan yang cocok untuk memproduksi minyak sawit, komoditas ekspor terbesar Indonesia.

Menurut angka tahun 2019, provinsi gabungan Papua dan Papua Barat menyumbang 1,7 persen dari Produk Domestik Regional Bruto Indonesia dan nilai ekspor dari pelabuhan di provinsi-provinsi tersebut mencapai 0,7 persen dari total nilai ekspor Indonesia.

Angka tersebut sangat kecil mengingat, dalam hal produksi, tambang Grasberg di Papua adalah salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia.

Faktanya, kontribusi kedua provinsi terhadap perekonomian Indonesia serupa dengan Sumatera Barat, yang merupakan provinsi yang jauh lebih kecil dan tidak memiliki sumber daya mineral dalam jumlah besar seperti yang ada di Papua Barat.

Baca Juga: Timor Leste Makin Gelagapan, China Hanya Sudi Beri Pinjaman dengan Satu Syarat yang Justru Paling Ditakuti oleh Australia