Find Us On Social Media :

Merinding Saat Nonton Film Tentang Kekejaman PKI, Jika Saja Tokoh PKI Bertindak Lebih Cepat, Mungkin Akan Jadi Seperti Ini Nasib Yogyakarta

By Mentari DP, Minggu, 27 September 2020 | 15:40 WIB

7 korban keganasan G30S/PKI.

Justru keadaan inilah antara lain yang memungkinkan Mulyono dapat mengumumkan pembentukan “Derev".

Tanggal 2 Oktober, tanggal mendaratnya DN Aidit di Yogyakarta (ia bertolak dari lapangan terbang Halim jam 1.30 malam dan tiba di Yogya jam 3.00 pagi).

Pemuda Rakyat, CGMI dan sebangsanya menempelkan plakat dimana-mana, yang pada pokoknya mendukung “Derev" dan mengutuk apa yang disebutnya “Dewan Jenderal".

R.R.I, yang dikuasai Mulyono, pada tanggal 2 Oktober itu juga mengumumkan larangan mendengarkan Radio Jakarta.

Suasana umum takut-khawatir-takut.

Ada apa? Banyak orang tidak tahu keadaan yang sesungguhnya.

Sekali lagi, seandainya Mulyono cepat bertindak...... mungkin diantara tokoh-tokoh yang sekarang masih hidup, banyak yang sudah ditimbun di lobang-lobang buatan PKI.

Kekosongan kekuatan fisik di Yogyakarta dapat kiranya dilihat dari kenyataan, bahwa sampai minggu terakhir bulan Oktober orang-orang PKI masih berkeliaran dengan bebasnya.

Jadi sebenarnya berani sekali orpol-ormas yang mengadakan Rapat Besar di Alun-Alun Utara pada tanggal 20 Oktober, dengan tuntutan utama supaya PKI dibubarkan.

Rapat ini diadakan ditengah-tengah sorotan mata orang-orang PKI. Banyak diantara mereka yang menyaksikannya!

Baca Juga: Iseng Pakai Baking Soda untuk Mencuci Wajahnya, 7 Hari Kemudian Wanita Ini Terkejut Ketika Lihat Hasilnya