Pihak kementerian pun mengecam sikap yang dilakukan negara penganut ideologi Juche itu sebagai "aksi yang brutal dan tak bertanggung jawab".
Pada Juli, seorang pria yang membelot ke Korea Selatan tiga tahun lalu dilaporkan kembali setelah menyelinap ke perbatasan.
Kabar itu membuat rezim Kim Jong Un memblokir kota Kaesong, di tengah ketakutan pria tersebut bakal menularkan Covid-19.
Kemudian komandan AS Robert Abrams menyatakan, Korea Utara memerintahkan perintah "tembak mati" bagi siapa pun yang berada di perbatasan.
Hingga saat ini, negara yang mempunyai puluhan senjata nuklir itu masih mengklaim belum mendapatkan satu kasus positif Covid-19.
Sebab pada Januari lalu, mereka bergerak cepat dengan menutup perbatasan dengan China, negara yang pertama kali mendeteksi wabah tersebut.
(Ardi Priyatno Utomo)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga Korea Selatan Ditembak Mati dan Dibakar oleh Tentara Korea Utara")