Bom semacam itu, yang menurut perhitungan para ahli dapat diselesaikan pada awal 1980-an, dapat dengan mudah membunuh sedikitnya 100.000 orang jika dijatuhkan di Tel Aviv, ibu kota Israel.
Langkah pertama datang pada bulan April 1979, ketika agen-agen badan intelijen Mossad Israel yang tak tertandingi mencegat pengiriman inti nuklir dari Prancis ke Irak di La Seyne-sur-Mer.
Bekerja dengan cepat, tim agen meledakkan gudang tempat penyimpanan kiriman.
Selama 15 bulan berikutnya, sejumlah ilmuwan nuklir utama dari Irak dan negara-negara Arab lainnya dibunuh oleh agen Israel saat ilmuwan tersebut mengunjungi Eropa Barat.
Serentetan kematian yang mencurigakan, termasuk pemotongan tenggorokan, kecelakaan mobil tabrak lari, penyakit mirip flu mendadak, dan "keracunan makanan" yang mematikan, sangat memperlambat laju penelitian tentang program nuklir Irak, tetapi Hussein terus maju.