Penulis
Intisari-Online.com - Lebih dari 200 tahun lalu, negara Eropa yang berada di tengah-tengah blok NATO diyakini sebagai yang terakhir dalam sejarahnya.
Ia berdiri di luar kedua Perang Dunia, sekarang, negara ini ingin menghabiskan miliaran dolar untuk pembelian jenis pesawat tempur paling canggih.
Swiss - negara netral di Eropa, tidak berselisih dengan negara mana pun.
Namun negara ini ingin menghabiskan 6,6 miliar USD atau sekitar Rp 97 triliun untuk jet tempur.
Swiss menargetkan pesawat tempur berkecepatan hipersonik yang kuat.
Namun, rencana belanja militer pemerintah Swiss itu mendapat banyak pertanyaan dan kritik dari masyarakat tentang kebutuhan tersebut.
Lebih jauh, diketahui bahwa negara tetangga Swiss tidak memiliki jet tempur.
“Siapa musuh kita?"
"Siapa yang akan menyerang negara kecil dan netral yang dikelilingi oleh Organisasi Perjanjian Atlantik Utara?"
"Beli pesawat tempur tanpa bayaran. Terlalu boros dan sia-sia,” kata Priska Seiler Graf, anggota kongres Swiss.
Dalam konteks rencana pengadaan pesawat tempur ditentang, Swiss akan mengadakan referendum untuk mengambil keputusan akhir.
Swiss memiliki sekitar 30 jet tempur tua yang akan pensiun pada 2030.
Menurut anggota kongres Seiler Graf, Swiss bisa membeli pesawat tempur, tapi harus beli yang murah, bukan modern.
“Jika kami benar-benar harus membeli pesawat tempur baru, kami harus membeli yang murah, ringan. Sudah cukup, ”kata Seiler Graf.
Enam tahun lalu, masyarakat Swiss menolak rencana untuk membeli jet Gripen dari Swedia.
Banyak orang Swiss juga percaya bahwa negara itu tidak membutuhkan tentara.
“Jika kita tidak mengganti pesawat tua ini, itu berarti Swiss tidak memiliki angkatan udara, tidak ada perlindungan."
"Begitu pula dengan konstitusi, " kata Thomas Hurter - anggota kongres Swiss.
Menurut Thomas Hurter, pesawat tempur ringan tidak bisa cukup cepat dan terbang cukup tinggi dalam pertempuran bila diperlukan.
“Bagaimana kita tahu apa yang akan terjadi dalam 50 tahun ke depan."
"Kami membutuhkan pemadam kebakaran sebelum kebakaran rumah terjadi."
"Jika tidak, maka akan terlambat,” kata Thomas Hurter.
Pernah menjadi teror Eropa abad pertengahan dengan pasukan pejuang yang lengkap, setelah menyatakan dirinya sebagai negara netral, Swiss tidak berpartisipasi dalam perang apa pun selama lebih dari 200 tahun.
Selama kedua Perang Dunia, Swiss pun berdiri sendiri dan hanya menyaksikan.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari