Kisah Tragis Lulusan Mahasiswa Keperawatan yang Membunuh Orangtua Kandungnya Sendiri Karena Tak Terima Mengidap ‘Penyakit Keturunan’

K. Tatik Wardayati

Penulis

Gadis lulusan mahasiswa keperawatan ini membunuh orangtua kandungnya kemudian mengakhiri hidupnya karena tak mau miliki penyakit keturunan.

Intisari-Online.com – Kita tidak akan pernah tahu akan dilahirkan dengan kondisi seperti apa, karena sebelumnya kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan masa depan kita.

Demikian pula kita tidak akan pernah tahu bahwa orangtua kita mungkin memiliki penyakit yang akan diturunkan pada kita.

Seperti kisah wanita ini yang tidak menerima kenyataan bahwa ia memiliki penyakit keturunan dari orangtuanya.

Seorang lulusan mahasiswa keperawatan dari Hong Kong, tega menikam kedua orang tuanya sampai tewas sebelum akhirnya menghabisi nyawanya sendiri.

Baca Juga: Termasuk Saudara Tiri Kim Jong-Un, Ini Daftar Pesohor yang Terjerat Kasus Racun Risin, Ada yang Dikirimi Biji Buah yang Jadi Sumber Racunnya Ini

Dia dikabarkan bunuh diri gara-gara mempunyai penyakit eksim yang dia miliki, mengutip dari astroawani.com (24/06/2018).

Dikutip dari doktersehat.com, eczema atau eksim adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal, umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi, yang kambuh-kambuhan.

Kelainan biasanya bersifat familial, dengan riwayat atopi pada diri sendiri ataupun keluarganya.

Namun mengutip dari alodokter.com, hingga kini penyebab dasar eksim masih belum diketahui sepenuhnya.

Baca Juga: Dimutilasi Jadi 11 Bagian Dan Dimasukkan Ke Dalam Koper, Ini Fakta Lain Mengenai Penemuan Jasad Korban Mutilasi di Kalibata City, Motifnya Menjijikkan

Memang diperkirakan ada kombinasi faktor genetika dan beberapa faktor yang memicu terjadinya eksim atopik.

Faktor genetik atau keturunan memiliki peran dalam menyebabkan munculnya eksim atopik ini.

Jika kedua orang tua menderita eksim atopik, delapan dari sepuluh anak akan mengalami kondisi yang sama.

Pang Ching-yu (23), menyalahkan orangtuanya karena menganggap telah 'menurunkan' penyakit eksim yang parah kepadanya.

Dia bahkan memilih lebih baik mati daripada terus hidup dengan penyakit itu.

"Penderita eksim yang melahirkan anak lebih parah dari orang miskin yang mempunyai anak."

Baca Juga: Temui Keganasan Sniper Inggris Ini, Membunuh 6 Pasukan Taliban Sekaligus Sekali Tembak dari Jarak 1.000 Meter Lebih! Banyak Penembak Jitu Tak Tega Membidik Manusia

"Kalau miskin kita bisa mengubah kehidupan dengan bekerja keras. Namun jika eksim, memang terpaksa menanggung siksa sepanjang hayat," tulis Ching-hiu dalam sebuah blog.

Jenazah Ching-hiu ditemukan dengan kepalanya ditutup kantong plastik yang dihubungkan pipa.

Pipa disalurkan pada tabung gas helium, sementara jenazah orangtuanya, masing-masing berusia 56 dan 60 tahun, ditemukan dengan luka tikaman.

"Kami menemukan catatan yang ditinggalkan wanita itu di kamar tidurnya, sementara pisau berukuran 30 sentimeter yang berlumuran darah ditemukan di dapur."

"Memang dia menganggap lebih baik mati dari menderita penyakit itu," kata Asisten Komandan Polisi Distrik Tuen Mun, Yan Fong-wai kepada South China Morning Post. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)

Baca Juga: Tak Tampak Rasa Bersalah 7 Tahun Lalu Bunuh Ibunya Secara Sadis, Isabella Guzman Pasang Wajah Ceria dan Tersenyum ke Arah Wartawan

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait