Advertorial

Pindah ke Malaysia untuk Kehidupan Baru Bersama Suaminya, Wanita Ini Akhirnya Malah Terancam Dieksekusi setelah Melakukan Hal Mengerikan Ini 'Aku Mencintai Pria Itu'

Tatik Ariyani

Editor

Pindah ke Malaysia untuk Kehidupan Baru Bersama Suaminya, Wanita Ini Akhirnya Malah Terancam Dieksekusi setelah Melakukan Hal Mengerikan Ini 'Aku Mencintai Pria Itu'

Intisari-Online.com -Mimpi sepasang suami-istri untuk memulai kehidupan baru di daerah beriklim tropis berujung mimpi buruk.

Sang istri, Samantha Jones (54) dari Somerset, Inggris dituduh membunuh suaminya.

Meski telah membunuh suaminya, wanita itu bersikeras mengatakan "Aku mencintai pria itu" saat diadili.

Melansir DailyMirror Minggu (2/8/2020), Samantha akan dihukum gantung jika dinyatakan bersalah atas "pembunuhan dengan niat".

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan Trump Tiba-tiba Beri PR ke China: 45 Hari TikTok Harus Terjual, Data Kami Tidak Aman!

Suaminya, John, 63, ditusuk secara fatal oleh Samantha yang menyebabkan nyawanya tak tertolong.

Tetapi di Pengadilan Tinggi Malaysia hari ini (2/8/2020), Samantha mengajukan agar tuntutannya dikurangi menjadi pembunuhan tak disengaja.

Hal itu berarti Samantha akan menghadapi sepuluh hingga 30 tahun penjara jika terbukti bersalah.

Diyakini John meninggal karena luka tusuk mengenai hatinya di vilanya di Langkawi, Malaysia.

Baca Juga: Mengecewakan, Sampai Bawa-bawa Sosok 'Profesor Mikrobiologi' dalam Unggahan YouTube, Pembicara yang Diajak Anji Justru Disebut IDI Bukan Anggota IDI: 'Dia Siapa?'

John ditikam setelah kembali dari seharian minum dengan teman ekspatriatnya.

Setelah penusukan itu, sebenarnya Samantha berlari ke tetangga orang Inggris mereka untuk meminta bantuan.

Baca Juga: Menghebohkan dengan Kasus Covid-19 Pertamanya, Ternyata Korea Utara Juga Tengah Hadapi Wabah Flu Burung, Terjadi Kematian Massal di Peternakan Ayam

Tetapi, ketika ambulan tiba, John sudah mati.

Sejak kejadian itu, Samantha ditahan di penjara yang penuh sesak sambil menunggu persidangannya.

Saat muncul di pengadilan, Samantha tidak mengenakan alas kaki, tangannya diborgol dan rambutnya kusut.

Samantha mengklaim dia mengalami pelecehan rumah tangga selama bertahun-tahun.

Pengacaranya, Sangeet Kaur Deo, seorang spesialis hak asasi manusia, mengatakan kepada Mirror: "Satu hal yang dia ingin semua orang tahu adalah dia benar-benar mencintai pria ini.

“Dia (John) memiliki banyak masalah dan dia (Samantha) berdiri di sampingnya dan menyelesaikannya.

“Dia tidak pernah membayangkan hal seperti ini bisa terjadi. Dia kehilangan suami dan rumahnya. Dia masih berduka, itu adalah pengalaman yang traumatis.

Baca Juga: Temui Si Naga Perkasa penantang F-22 milik Amerika, Jet Tempur J-20 'Made in China,' Punya Kecepatan Jelajah Supersonik dan Manuver Super, Sehebat Apa?

“Kami berpandangan bahwa fakta-fakta dari kasus ini tidak mendukung tuduhan pembunuhan.“

Keluarga korban diyakini tidak menghadiri persidangan, karena pembatasan perjalanan.

Seorang teman keluarga, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan, "Mereka merasakan bukti berbicara."

Pasangan itu pindah ke Langkawi untuk "kehidupan baru" tetapi turun menjadi kekerasan.

Sangeet mengklaim Samantha takut John akan membunuhnya suatu hari.

Samantha telah mengalai patah rahang karena salah satu kemarahan John saat mabuk.

Tetapi Samantha tidak dapat memanggil polisi setempat karena kekerasan dalam rumah tangga adalah “tabu” di sana.

Baca Juga: Kota Berusia 300 Tahun Muncul Lagi, Bikin Geger Warga yang Berduyun-duyun Kunjungi Reruntuhannya, Dipercaya Sebagai Pertanda Harapan di Tengah Pandemi Virus Corona

Sebagai gantinya, Samantha melakukan pemukulan pada 18 Oktober 2018, ketika suaminya terbunuh.

Pengacara mengatakan: "Dia (John) pulang sepenuhnya mabuk ... dia meninju seluruh tubuhnya. Tidak jelas apa yang terjadi selanjutnya."

Artikel Terkait