Find Us On Social Media :

Dendam Kesumat dengan Amerika Belum Terbalaskan, Iran Bersatu dengan Korea Utara Pastikan Akhir Tahun Punya Senjata Pemusnah Massal Ini, Amerika Merasa Kecolongan

By Afif Khoirul M, Selasa, 22 September 2020 | 11:52 WIB

Iran menjalin kerja sama dengan Korea Utara untuk menciptakan senjata pemusnah massal.

Intisari-online.com - Iran merupakan negara yang berani terang-terangan menantang Amerika, setelah tindaknnya membunuh Jenderal Soleimani.

Tindakan Amerika tersebut telah memicu amarah Iran, dan berjanji akan membalasnya.

Dewi wujudkan kekuatan yang setara dengan negeri Paman Sam, dikatakan bahwa Iran telan menjalin hubungan dengan Korea Utara.

Menurut Daily Star pada Selasa (22/9/20), Iran bersama Korea Utara sedang mengembangkan senjata pemusnah massal.

Baca Juga: Militer Israel yang 'Lahir' dari Perang Enam Hari Menghasilkan Senjata 'Galil' Pembunuh yang Didasarkan pada AK-47 Soviet, Seberapa Sempurna dan Mematikannya Itu?

Menurut keterangan, diperkirakan akhir tahun ini proyek tersebut akan selesai dikerjakan, lapor orang dalam.

Awalnya hubungan Iran-Korea Utara ini bersifat sangat rahasia, namun akhirnya bocor setelah Amerika membuat laporan tersebut.

Sebelumnya baik Iran dan Korea Utara telah diberi sanksi pembatasan senjata nuklir sejak 2018.

Namun, secara diam-diam kedua negara itu mengembangkan senjata pemusnah massal yang bisa saja mengancam Amerika.

Baca Juga: Kebelet Punya Anak Laki-laki, Seorang Suami Tega 'Bongkar' Sendiri Perut Istrinya yang Hamil demi Pastikan Bayi Dalam Kandungannya Adalah Anak Laki-laki

Reuters melaporkan, bahwa ada dua lusin orang dan etinitas yang terlibat dalam proyek tersebut.

Meskipun mereka tengah diberi sanksi oleh Amerika untuk dilarang mengembangkan program nuklir, rudal, dan senjata konvensional lainnya.

Sanksi itu diberlakukan oleh Presiden Donald Trump, dalam upaya meredam pengaruh Iran di Timur Tengah.

Sanksi itu diberlakukan seminggu, setelah Donald Trump berhasil mendapatkan perantara hubungan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Israel.

Sanksi baru tersebut diyakini sebagai upaya menghambat pembangunan nuklir di Iran.

Namun, sumber orang dalam justru mengatakan program tersebut telah berlangsung dan akhir tahun ini kemungkinan sudah selesai.

Baca Juga: Jangan Sampai Tertukar dengan Gejala Virus Corona, Kenali Jenis Batuk pada Anak agar Penanganannya Lebih Efektif

Iran mengembangkan senjata tersebut dengan mengabaikan sanksi yang diberikan AS, membuat negeri Paman Sam merasa kecolongan.

Sumber dari pemerintah AS mengatakan, "Iran jelas melakukan segala yang mereka bisa untuk mempertahankan keberadaan kemampuan turnkey virtual untuk kembali ke bisnis senjata." 

Dia menambahkan, Iran sudah memiliki keinginan untuk mengembangkannya meski sudah ada kesepakatan sejak 2015, mencegah negara itu memiliki senjata pemusnah massal.

Kesepakatan itu kacau pada 2018, setelah Donald Trump menarik diri dari perjanjian dan memperkenalkan sanksi berat, hingga melumpuhkan ekonomi Iran.

Hal itu disebabkan Amerika menuduh Iran menyimpan uranium dalam jumlah rendah sebagai bahan menciptakan bom nuklir.

Sumber tersebut memperingatkan, "karena eskalasi nuklir provokatif Iran, mereka bisa memiliki fisil yang cukup untuk membuat senjata nuklir akhir tahun ini." 

Baca Juga: Sementara Lebih dari 150 Negara Bergabung dengan Rencana Pengembangan Vaksin Covid-19 Global, AS dan China Justru Absen, Mengapa?

Mereka mengklaim informasi ini diperoleh dari intelijen AS dan Badan Energi Atom Internasional.

Sumber itu menambahkan, "Iran dan Korea Utara telah melanjutkan kerja sama dalam proyek pembuatan rudal jarak jauh, termasuk melakukan pemindahan penting." 

Kedua negara tersebut telah menukah orang-orang penting dalam proyek ini untuk sama-sama menciptakan senjata pemusnah massal.