Peristiwa itu membuat al-Fatah naik pamor karena tentara Israel ditarik mundur.
Banyak pemuda Arab yang kemudian bergabung dengan al-Fatah.
Mulai 1968, PLO menjadi organisasi politik besar dan kuat serta dipimpin langsung oleh Yasser Arafat.
Tak lama kemudian PLO mempunyai organisasi militer Palestine Liberation Army (PLA) yang mampu menunjukkan PLO bisa terang-terangan berjuang secara militer.
Reputasi PLO yang memperjuangkan Negara Palestina Merdeka sempat pudar ketika berlangsung aksi teror Jordania (1970) dan para pelaku teror ternyata para pejuang PLO.
Kawasan Timur-Tengah sempat memanas waktu itu dan mengakibatkan bentrok antara PLA melawan militer Jordania.
Peristiwa Black September (1972) pada Olimpiade Munich yang mngakibatkan 11 atlet Israel tewas di tangan pejuang Palestina membuat nama PLO dan Arafat makin pudar.
Keadaan tambah runyam karena Libanon kemudian dilanda perang saudara.
Puncaknya pada tahun 1982 akibat serbuan Israel yang terus menerus PLO terpaksa hijrah ke Tunisia di bawah lindungan pasukan multinasional.