Waktu itu Arafat sudah mencium ketidakberesan, suatu saat lokasi itu akan menjadi problem di masa depan.
Ketika dewasa Arafat menempuh studi di Universitas King Fuad Kairo dan mendalami paham judaisme dan zionisme.
Pemahaman yang dipelajarinya itu tak membuat Arafat larut.
Justru membuat dirinya makin menjadi Arab nasionalis.
Sikap nasionalis itu mulai ditunjukan Arafat dengan membantu menyelundupkan senjata dari Mesir kepada pejuang Palestina sejak 1946.
Penggalangan senjata itu sangat berguna saat Perang Arab-Israel meletus tahun 1948.
Arafat beserta simpatisan lainnya untuk sementara meninggalkan bangku kuliah dan turut bertempur di kawasan Palestina.
Visi Palestina merdeka mulai dikobarkan oleh Arafat dan visi itu terus digelorakannya pada tahun-tahun berikutnya.