Korea Utara diyakini memiliki bisnis di seluruh dunia, yang menggunakan para frontman untuk menyamarkan penerima sebenarnya.
Menurut dokumen tersebut, perusahaan China membantu proses rahasia itu.
Uang itu dipindahkan melalui bank-bank terkemuka di New York tanpa alasan komersial yang jelas, sementara jumlahnya dialihkan dalam bentuk bulat.
Graham Barrow, ahli anti pencucian uang Inggris, mengatakan transaksi yang digariskan dalam dokumen tersebut berjumlah 'bendera merah'.
Barrow, yang berbasis di London, mengatakan informasi yang terkandung dalam surat-surat bank dengan jelas menunjukkan upaya pihak untuk menyembunyikan asal-usul uang haram.
Dokumen-dokumen tersebut mencakup periode dari 2008 hingga 2017.
Selama tahun-tahun tersebut, sanksi terhadap Pyongyang diperketat di bawah pemerintahan Obama dan Trump.
Eric Lorber, mantan pejabat di Departemen Keuangan yang menangani sanksi terhadap Korea Utara di bawah pemerintahan Donald Trump, mengatakan pencucian dilakukan dengan cara yang canggih.