Find Us On Social Media :

Sengketa Laut China Selatan Sudah Menyebar, AS Klaim Dominasi Sungai Mekong Karena Lakukan Hal ini, China: Amerika Mau Buat Medan Perang Baru!

By Mentari DP, Jumat, 18 September 2020 | 14:10 WIB

Sungai Mekong saat ini.

Intisari-Online.com - Konflik di Laut China Selatan sudah menyebar begitu luas.

Akibatnya sejumlah negara sedang bersiaga di masing-masing pangkalan militernya.

 

Bahkan kini sengketa Laut China Selatan sudah menyebar ke Sungai Mekong.

Dan ada kekhawatiran Amerika Serikat (AS) yang akan mendominasi wilayah tersebut.

Baca Juga: Lebih Suka Langsung Menyerang Tanpa Banyak Omong, AS Kirim Peringatan Perang pada China, 'Jika Anda Ingin Berperang, Maka Kami Akan Berperang'

Mengapa?

Pertama, Anda perlu tahu bahwa Sungai Mekong merupakan salah satu sungai utama di dunia.

Di mana sungai ini mengalir melalui provinsi Yunnan di China, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, dan Vietnam. 

Melihat keuntungan itu, AS dilaporkan melakukan investasi 150 juta US Dollar dengan negara-negara di sepanjang Sungai Mekong.

Baca Juga: Bukan Push Up atau Nyapu Jalanan, Warga yang Tak Mau Pakai Masker di Sini Akan Dipaksa Menggali Kuburan untuk Korban yang Meninggal Akibat Covid-19, Masih Mau Melanggar?

Hal itu langsung disampaikan oleh Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS. Dia menyebutnya dengan koalisi Mekong-AS.

Di dalamnya ada negara-negara seperti Kamboja, Vietnam, Thailand dan Myanmar, seperti dilansir dari express.co.uk pada Jumat (18/9/2020).

Pompeo mengatakan AS akan bekerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara.

Ini karena Sungai Mekong adalah bagian integral dari visi Indo-Pasifik dan hubungan strategis kami dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa (PBB) Asia Tenggara.

Tetapi Pompeo juga menargetkan China.

Sebab dia menuduh Beijing semakin mengancam lingkungan alam dan otonomi ekonomi di sekitar Mekong.

Menurutnya, China memanipulasi area Sungai Mekong dengan cara yang "tidak transparan".

Para ahli AS juga mengklaim bendungan pembangkit listrik tenaga air China memperburuk kekeringan di negara lain pada akhir 2019.

Melihat apa yang dilakukan AS, pemerintah Beijing marah besar.

Di mana mereka menuduh AS berusaha mempolitisasi sumber daya air untuk mengekang pengaruh China di wilayah tersebut.

Baca Juga: Dulu Selamat dari Pembantaian Holocaust, Kini Kakek 80 Tahun Ini Berhasil Taklukan Virus Corona Setelah 81 Hari Pakai Ventilator, Ini Rahasia Utamanya

The Global Times, outlet media pemerintah terkemuka China, menjelaskan keterlibatan AS di wilayah tersebut sangat buruk.

Bi Shihong, profesor di Pusat Studi Diplomasi Tetangga China dan Sekolah Studi Internasional Universitas Yunnan, mengatakan bahwa AS berbohong tentang kerusakan di kawasan itu, dan hanya terlibat di Mekong karena alasan politik.

"Laporan lembaga tersebut kurang bernilai ilmiah, dan negara anggota biasanya meninjau kesimpulan secara independen dengan lebih hati-hati."

Karena hal ini, pada akhir Agustus, China mengambil langkah berani dengan menembakkan dua rudal ke laut sebagai peringatan yang jelas kepada AS.

Lalu AS membalas dengan menerbangkan pesawat mata-mata AS yang melakukan latihan penembakan langsung untuk angkatan laut China.

Baca Juga: Viral X-ray Pasien Wanita Usia 55 Tahun Dipenuhi Susuk: Benarkah Susuk Mampu Ubah Pemakainya Jadi Cantik?