"Jumlah waktu yang dihabiskan untuk masa kecil Pemimpin Tertinggi sekarang dua kali lipat dari waktu yang dihabiskan untuk masa kecil ayah dan kakeknya."
Dalam pembelajaran yang didoktrinkan kepada anak-anak tersebut, dicitrakan bahwa Kim Jong-un adalah anak yang cerdas yang "naik kapal pesiar, melakukan latihan target, dan suka membaca", serta belajar musik "revolusioner".
Kim Yo Jong, yang sering disebut-sebut sebagai calon penerus kakaknya, tidak bersekolah di Korea Utara, melainkan dikirim ke sekolah di Swiss, seperti Kim Jong Un.
Anak-anak prasekolah Korea Utara biasanya bersekolah dari jam 9 pagi hingga siang hari, dan juga memiliki waktu untuk pendidikan jasmani, bermain, dan mempelajari alfabet Korea.
Namun, ada sedikit harapan bahwa anak-anak sekolah bisa lepas dari kultus kepribadian yang doktrin para pemimpin.
Bahkan potret para pemimpin dihormati, sampai orang dapat dihukum karena tidak merawat barang-barang itu dengan baik.
Misalnya, laporan muncul awal tahun ini bahwa seorang ibu Korea Utara menghadapi gulag setelah menyelamatkan anak-anaknya dari kebakaran rumah alih-alih 2 lukisan para pemimpin.
Shintaloka Pradita Sicca
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korea Utara Suntikan Propaganda ke Anak Prasekolah Selama 90 Menit Setiap Hari"