Sebuah sumber di Provinsi Hamgyong Utara, dekat dengan perbatasan China, mengatakan bahwa para orang tua dan guru khawatir tentang anak-anak yang sekarang akan menghadapi pendidikan tingkat berikutnya.
"Anak-anak hampir pada titik menjadi siswa sekolah dasar," kata sumber itu kepada surat kabar Daily NK Korea Selatan.
Jadi, orang tua cenderung meminta guru untuk anak-anak mereka fokus mempelajari alfabet.
"Peningkatan waktu yang dihabiskan untuk (propaganda) para pemimpin, bagaimanapun, menyisakan lebih sedikit waktu untuk belajar alfabet, jadi orang tua tidak akan bahagia," ujar sumber itu.
Sumber tersebut juga mengungkapkan bahwa sekolah harus menanggung biaya "merapikan" ruang kelas agar kurikulum baru bisa diajarkan dengan lebih menarik.
Ini memicu spekulasi bahwa orang tua yang sudah lama akan diminta ikut serta untuk membiayai renovasi.
Akibatnya, banyak orang mempertimbangkan untuk lebih baik mengajar anak-anak mereka di rumah, kata sumber itu.
Ray Cunningham, dari Homer, Illinois, telah mengunjungi beberapa sekolah Korea Utara selama beberapa perjalanan ke sana.