Find Us On Social Media :

Diam-diam Mematikan, Terkesan Diam Sampai Didesak untuk Lakukan Perlawanan, Turki Ternyata Punya Pasukan Bayangan yang Siap Bergerak Jika Diperintah Erdogan

By Tatik Ariyani, Rabu, 16 September 2020 | 13:21 WIB

Ilustrasi

Intisari-Online.com - Peningkataan perlawanan Turki terhadap negara-negara Eropa tercermin dalam sikap konfrontasi tentaranya yang dapat segera mengakibatkan bentrokan militer di wilayah Mediterania Timur.

Potensi tinggi terjadinya bentrokan karena Perancis dan Yunani bersikeras menolak tindakan ilegal Turki yang bertujuan mengeksploitasi kekayaan minyak dan gas alam di Mediterania Timur, dengan mengorbankan negara-negara lain di kawasan, terutama Yunani.

Bahkan, Militer Turki disebut mendesak Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk segera menurunkan instruksi serangan terhadap Yunani yang didukung armada tempur Prancis.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar merilis foto menantang dirinya duduk di dalam jet tempur F-16 di pangkalan udara militer di Eskisehir, Turki barat, selama penerbangan pelatihan di atas semenanjung Gallipoli, yang dimulai sejak 2 September 2020 lalu.

Baca Juga: Tidak Selalu Disertai Gejala Awal Demam, Nyatanya Infeksi Covid-19 yang Terjadi Berbeda-beda, Harus Rajin Memeriksakan Diri

Foto Akar memperkuat argumen yang mengklaim bahwa para pemimpin militer garis keras di Turki adalah orang-orang yang mengarahkan Presiden Recep Tayyip Erdogan lebih dari yang dia arahkan.

Hal itu didorong karena sekuleris di antara mereka telah disingkirkan, dengan alasan telah dicurigai terlibat dalam percobaan kudeta pada Juli 2016 yang gagal.

Di luar dari desakan tersebut, Pemerintah Turki dilaporkan memiliki pasukan bayangan. Pasukan ini terdiri dari tentara bayaran yang dapat melakukan pertempuran rahasia.

Dilansir dari The Sun, Senin (14/9/2020), pasukan tersebut dapat bergerak sesuai permintaan Turki.

Baca Juga: Walaupun Pemerannya Positif Virus Corona, Industri Film Porno Jepang Rupanya Tetap Berproduksi, Simak Cara Mereka Beradaptasi Dengan Virus Corona