"Bahkan mereka yang tidak memiliki pengetahuan biologi, Anda bisa membacanya dan memeriksa serta memverifikasinya sendiri," katanya.
"Ini adalah temuan penting bagi kami, untuk mengetahui asal-usul virus ini yang selama ini masih misteri," imbuhnya.
"Jika tidak, kita tidak akan pernah tahu dan mengatasinya, itu akan mengancam nyawa semua orang yang hidup," terangnya.
Kalim yang dipaparkan oleh Dr Li dianggap bertentangan dengan apa yang dikemukakan oleh ilmuwan lain.
Ilmuwan di Universitas Cambridge mengatakan, virus itu berasal dari China Selatan, dan bukan dari Wuhan, setelah memeriksa jejak material genetiknya.
Orang-orang daerah pedesaan China Selatan sering bersentuhan dengan kelelawar, dan peneliti menemukan hingga 3% orang mereka memiliki antibodi, yang kebal dari virus corona kelelawar.