Find Us On Social Media :

Bandelnya Bukan Main, Kapal China Kembali Masuki Wilayah Laut Natuna Secara Ilegal, Bamkala: Sudah Diusir Tapi Mereka Menolak Pergi

By Mentari DP, Minggu, 13 September 2020 | 11:10 WIB

Kapal asing milik China masuki wilayah Laut Natuna Utara secara ilegal.

Intisari-Online.comKapal coast guard China dilaporkan kembali memasuki wilayah Laut Natuna secara ilegal sejak Sabtu (12/9/2020).

Dilansir dari kompas.com pada Minggu (13/9/2020), kapal coast guard China dengan nomor lambung 5204 terdeteksi masuk di perairan Indonesia.

Tepatnya di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) atau Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau.

Dari pengamatan yang dilakukan Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia, kapal China tersebut diketahui masuk perairan Indonesia pada Sabtu (12/9/2020) sekitar pukul 10.00 WIB.

Baca Juga: Bak Kacang Lupa Kulitnya, Selalu Merasa Timor Leste Punya Utang Budi, Australia Lupa Bahwa Rakyat Timor Pernah Selamatkan Negeri Kanguru dari Agresi Jepang saat PD 2

Menyikapi hal itu, Bakamla RI melalui rilis yang disampaikan kini sudah menerjunkan KN Nipah 321 untuk mengusir mereka.

KN Nipah 321 merupakan salah satu unsur Bakamla RI yang bertugas melakukan operasi cegah tangkal 2020 di wilayah zona maritim barat.

Namun demikian, dari komunikasi petugas yang dilakukan via radio itu, ternyata kapal coast guard China tersebut enggan untuk meninggalkan lokasi perairan Indonesia.

Mereka beralasan perairan tersebut berada di area nine dash line yang merupakan wilayah teritorial China.

Baca Juga: Setelah Perang Urat Saraf, Akhirnya China Janji Bebaskan 5 Warga India yang Mereka Tahan di Perbatasan, 'Kami Tidak Menculiknya, Tapi...'

Padahal, berdasarkan UNCLOS 1982 keberadaan nine dash line tidak diakui.

Terkait dengan hal itu, kedua kapal tersebut hingga saat ini masih berada di lokasi dan saling membayangi.

Masih berupaya mengusir

Bakamla RI masih berupaya mengusir kapal coast guard China tersebut.

Kepala Bakamla RI, Laksdya Aan Kurnia menuturkan, saat ini komunikasi sudah dilakukan sebagai upaya agar kapal coast guard China keluar dari Laut Natuna Utara.

"Masih komunikasi dan masih kita upayakan untuk keluar," ujar Aan melalui pesan singkat, Minggu (13/9/2020).

Berdasarkan keterangan tertulis Bakamla RI pada hari itu juga, menyebutkan, KN Nipah-321, kapal milik Bakamla RI berupaya mengusir kapal coast guard China yang kedapatan berkeliaran di ZEEI.

Upaya pengusiran oleh KN Nipah dilakukan saat sedang melaksanakan operasi cegah tangkal 2020 di wilayah zona maritim barat Bakamla.

Kapal coast guard dengan nomor lambung 5204 terdeteksi sekitar pukul 10.00 WIB di radar dan automatic identification system (AIS) KN Nipah pada jarak 9,35 NM.

KN Nipah kemudian berusaha meningkatkan kecepatannya dan mengubah haluan melaksanakan intersep hingga jarak 1 NM.

Baca Juga: Sering Diabaikan Karena Semua Orang Mengalaminya, Ini Cara Bedakan Batuk Biasa dan Batuk karena Covid-19, Jangan Sampai Salah!

KN Nipah melalui radio VHF chanel 16 menanyakan kegiatan kapal coast guard China.

Setelah berkomunikasi melalui radio dan ditanyakan maksud dari keberadaan kapal di area tersebut, kapal CCG 5204 mengklaim sedang berpatroli di area nine dash line wilayah teritorial China.

Padahal, berdasarkan UNCLOS 1982 tidak diakui keberadaan nine dash line dan CCG 5204 sedang berada di area ZEEI.

Untuk itu, coast guard China kemudian diminta segera keluar dari wilayah yurisdiksi Indonesia.

Guna memastikan kapal coast guard China segera hengkang dari ZEEI, Bakamla kemudian berupaya berkoordinasi dengan Kemenko Polhukam dan Kemenlu.

Perlu diketahui, Laut Natuna Utara merupakan wilayah yurisdiksi Indonesia, di mana Indonesia memiliki hak berdaulat atas sumber daya alam di wilayah tersebut.

Kapal-kapal asing boleh melintas dengan syarat tidak melakukan aktivitas lain yang bertentangan dengan hukum nasional.

 

(Achmad Nasrudin Yahya/Hadi Maulana)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bakamla Masih Berupaya Usir Kapal Coast Guard China dari Laut Natuna Utara" dan "Kapal China Kembali Masuk Laut Natuna, Meski Sudah Diusir tapi Menolak Pergi")

Baca Juga: Setelah UEA, Kini Giliran Bahrain yang Sepakat Berdamai dengan Israel, Bikin Palestina Merana Karena Mulai Ditinggalkan Negara Timur Tengah Lainnya