Tak Diprediksi oleh China, India Sukses Bikin Tentara China Kocar-kacir, Gunakan Pasukan Khusus SFF Beranggotakan 3.500 Orang Tibet

Mentari DP

Penulis

Nyima yang berusia 53 tahun adalah bagian dari Pasukan Khusus Perbatasan India (SFF), kata keluarganya dan tiga pejabat Pemerintah India.

Intisari-Online.com - Akhir-akhir ini militer India sering menjadi pembicaraan.

Hal ini terkait dengan konflik antara militer India dan militer China di perbatasan.

Apalagi ditambah kematian seorang anggotapasukan khusus India asal Tibet dalam ledakan ranjau di dekat perbatasan yang berkobar dengan pasukan China.

Kondisi ini lantas membuka fakta yang langka tentang sekelompok elit prajurit dataran tinggi yang tidak banyak dikenal.

Baca Juga: Niat Ingin Tenangkan Suaminya yang 'Terlalu Buas' Saat Berhubungan Badan, Istri Ini Beri Pil Tidur, Tapi Malah Buat Suaminya Tidur untuk Selamanya

Tenzin Nyima tewas dan seorang tentara komando lainnya terluka parah dalam ledakan di dekat pantai Danau Pangong Tso di Himalaya Barat, tiga pejabat pemerintah India dan dua anggota keluarganya mengatakan kepadaReuters.

Pasukan India dan China hampir melakukan konfrontasi langsung di daerah itu selama akhir pekan lalu, karena klaim teritorial yang bersaing.

Pernyataan ini menurut pemerintah kedua negara.

Nyima yang berusia 53 tahun adalah bagian dari Pasukan Khusus Perbatasan India (SFF), kata keluarganya dan tiga pejabat Pemerintah India.

Pasukan tersebut merekrut sebagian besar pengungsi Tibet.

Baca Juga: 104 Dokter Indonesia Meninggal Karena Covid-19, Ini 10 Negara dengan Jumlah Kematian Petugas Medis Terbanyak di Dunia, Nomor 1 Lebih dari 1.000 Orang!

Ratusan ribu pengungsi telah menjadikan India sebagai rumah mereka sejak Dalai Lama melarikan diri dari Tibet setelah pemberontakan yang gagal pada 1959.

Beberapa di antaranya menjadi warga negara India.

Pasukan komando rahasia tersebut dibentuk segera setelah perang antara India dan China pada 1962 silam.

Dua pejabat India memperkirakan, kekuatan SFF lebih dari 3.500 orang.

Amitabh Mathur, mantan penasihat Pemerintah India untuk urusan Tibet, mengungkapkan, SFF adalah “pasukan penekan, terutama dalam konteks pendakian gunung dan peperangan di dataran tinggi".

“Kalau memang mereka (SFF) dikerahkan, saya tidak heran."

"Masuk akal untuk menerapkannya di ketinggian."

"Mereka adalah pendaki gunung dan komando yang hebat," sebut Mathur keReuters.

Perang lawan Pakistan

Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertahanan India tidak menanggapi permintaan komentar dariReuterssoal SFF.

China telah lama menganggap kehadiran sejumlah besar warga Tibet di India sebagai ancaman bagi integritas teritorialnya.

Baca Juga: Buktikan Lebih Kuat dari Amerika, China Punya Pangkalan Militer yang Bisa Operasikan Pesawat Pembom Nuklir Jarak Jauh, Letaknya Tak Jauh dari Natuna!

Mereka dipimpin oleh pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, yang dikecam oleh Beijing sebagai separatis berbahaya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan dalam jumpa pers pada Rabu (2/9), dia tidak tahu, apakah warga Tibet berjuang untuk India, tetapi mengingatkan agar berhati-hati.

“Kami dengan tegas menentang negara mana pun, termasuk India, yang mendukung aktivitas pemisahan diri pasukan pro-kemerdekaan Tibet atau memberi mereka bantuan atau ruang fisik,” ujarnya seperti dikutipReuters.

Seorang pejabat senior militer India mengatakan, SFF telah memainkan peran penting dalam perang dengan Pakistan pada 1971, yang mengarah pada pembentukan Bangladesh.

Serta, perang jarak dekat dengan Pakistan pada 1999 di daerah Kargil, yang populer dengan sebutan Perang Kargil.

“Kami menghormati dan mencintai India karena telah memberi kami tempat berlindung."

"Tetapi inilah saatnya negara mengakui peran penting yang dimainkan oleh orang-orang kami di SFF,” kata Lhagyari Namgyal Dolkar, anggota parlemen berusia 34 tahun dari daerah yang jadi tempat pengasingan Tibet, kepadaReuters.

(S.S. Kurniawan)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Mengenal SFF, pasukan khusus India yang anggotanya sebagian orang Tibet")

Baca Juga: Warga Indonesia Boleh Bernapas Lega, Vaksin Merah Putih Sudah 50% Siap, Ditargetkan Siap Pakai pada Akhir Tahun 2021 dan Bisa Digunakan Serempak

Artikel Terkait