Find Us On Social Media :

Buat Timor Leste Nyaris Kehilangan Satu-satunya Harapan Keluar dari Kemiskinan, Skandal Penyadapan Intelijen Australia Malah Diminta Dilupakan Begitu Saja oleh Penerus Xanana Gusmao Ini

By Khaerunisa, Kamis, 3 September 2020 | 18:45 WIB

Jose Ramos-Horta, Presiden Timor Leste ke-2.

Baca Juga: Jangan Hanya Dianggap Masuk Angin, Nyatanya 5 Penyakit Ini Bisa Berbahaya Bahkan Mematikan, Waspadai!

Namun kasus penyadapan ini tak berhenti di situ.

Selanjutnya penuntutan terhadap Saksi K dan Collaery dimulai segera setelah perjanjian baru ditandatangani.

Ramos-Horta mengatakan berita penuntutan itu 'sangat mengejutkan' rakyat Timor dan berpendapat bahwa tindakan itu tidak ada gunanya.

“Jelas sekali di Timor-Leste, setiap orang yang mengikuti penyimpangan ini dan situasi ini, perlakuan yang sangat tidak adil terhadap Bernard Collaery dan Witness K, kami sangat terkejut karena kami seharusnya mencapai jalan ke depan dalam hubungan secara keseluruhan,” kata Ramos-Horta.

Baca Juga: Miris! Pemuda Ini Terpaksa Makamkan Ayahnya Seorang Diri dan Membungkus Jenazahnya dengan Karung, Gegara Tetangga Tak Sudi Menolong Orang Dari Kasta Rendahan

Ramos-Horta mengatakan bahwa dia memahami keperluan kerahasiaan seputar operasi intelijen, namun operasi mata-mata terhadap Timor-Leste menurutnya berbeda.

Bahkan, ia menggambarkan bahwa tindakan Australia itu layaknya mengambil uang dari wanita tua miskin.

“Jika Australia ingin memata-matai Korea Utara, China atau Rusia, Anda bisa mengerti,” katanya.

“Tetapi untuk memata-matai Timor-Leste, Anda tahu, ini seperti Anda memiliki seorang wanita tua yang malang di suatu tempat di lingkungan Australia, berusia 80 tahun, miskin, hidup dengan uang pensiun yang sedikit, dan kemudian Australia mencoba menarik uang dari wanita tua itu," katanya.