Penulis
Intisari-online.com - Hukum sosial di India memang kejam, kasta selalu dijadikan alasan utama untuk melakukan diskriminasi kelas sosial.
Bahkan dalam kasus pemakaman seperti yang dialami oleh seorang pemuda asal India baru-baru ini.
Menurut India Today pada Rabu (2/9/2020), seorang anak terpaksa menguburkan jenazah ayahnya sendiri karena tak ada satupun orang yang membantunya.
Pemuda malang itu, membungkus jasad ayahnya dengan karung, kemudian mengikatnya di sepeda buntut miliknya.
Kemudian dengan besar hati, seorang diri dia memakamkan jenazah ayahnya itu.
Menurut cerita, warga desa menolak membantu prosesi pemakaman ayah dari pemuda itu, karenakeluarganya dikucilkan oleh warga desa.
Penduduk desa, menyebut mereka menolak untuk menyentuh tubuh jenazah ayah anak itu.
Menurut keterangan, hal itu terjadi lantaran mereka berasal dari kasta rendahan.
Menurut India Today, pria yang meninggal itu diketahui bernama Akhaya Patra.
Video sang anak yang mengakut jenazah sang ayah dengan sepeda bobrok miliknya menjadi viral di media sosial India.
Istri almarhum mengatakan pada India Today, bahwa tetangga tidak ada satupun yang datang untuk membantu pemakamannya.
"Tidak ada yang datang untuk upacara terakhir suamiku, anak dan saudara ipar saya yang membawa jenazah suamiku, dan melakukan upacara terakhir," katanya.
Pegawai layanan di Distrik Bolangir, Aridam Dakua mengatakan bahwa keluarga itu belum meminta bantuan dari kantor administrasi setempat.
"Mungkin dia belum meminta bantuan siapapun dari administrasi, bahkan BDO, tidak mengetahui kejadian ini, pemerintah sudah memerintahkan untuk membantu Harischandra Sahayata Yojana," jelas dia.
Khusus pemerintah Odisha, pada tahun 2013, telah meluncurkan Harischandra Shaya Yojana, yang berfungsi membantu keluarga miskin secara finansial, melaksanakan ritual terakhir ketika kerabatnya meninggal.
Sementara itu ini bukan satu-satunya kasus yang terjadi di India tahun 2019 lalu kejadian serupa juga pernah terjadi di India.
Saroj, bocah17 tahun asal Odisha India ini berjalan kaki kurang lebih sejauh 5 km, demi menuju tempat peristirahatan terakhir ibunya yang tak lain adalah hutan.
Sama dengan nasib keluarga Akhaya Patra, Saroj juga seorang diri memakamkan Ibunya.
Dia membaja jenazahnya di hutan, tempat di mana Saroj akan memakamkan ibunya seorang diri dan menggali kuburnya sendiri.
Tetangga menolak membantunya hanya karena, mereka miskin dan terlahir dari kasta paling rendah.
Nasib ibunya pun juga sungguh ironis, ia meninggal hanya karena perkara kecil soal air.
Baca Juga: Seribu Ciuman Membekas! Sejarah Oscar Wilde Tomb, Makam Berlapis Ribuan Bekas Lipstik di Paris
Awalnya ibunya, Jangki (45) berjalan untuk mendapatkan air, sayang ia pingsan dalam perjalanan, hingga akhirnya ia dinyatakan meninggal.
Saroj yang panik pergi dan berbicara pada tetangganya, di Karlabahali, Odisha, India, tetapi tak ada satu pun yang peduli padanya.
Dengan tertatih dibantu sepeda buntutnya, Saroj membawa jenazah ibunya yang dibentangkan di belakangnya.
Dia juga telah meminta bantuan pada penduduk setempat untuk mengkremasi jenazah ibunya.
Tetapi,jawaban yang muculselalu sama, mereka menolaknya karena Saroj dan keluarganya berasal dari kasta yang lebih rendah.