Advertorial
Intisari-online.com - Selama ini pemberitaan dunia selalu berfokus pada konflik di Laut China Selatan, di mana China terus terlibat konfrontasi dengan Amerika.
Padahal di sisi lain, China juga tengah terlibat bentrokan dengan India di perbatasan Galwan.
Bentrokan itu sudah terjadi sejak Juni 2020, dan kini terus meningkat.
Baik, China maupun India masing-masing terus memperkuat persenjataan tempurnya di perbatasan, meskipun masing-masing belum meluncurkan baku tembak.
Tetapi kedua negara ini sudah terlibat bentrokan pada Juni 2020, hingga menewaskan 20 prajurit India.
Sementara itu, baru-baru ini juga terungkap sebuah kuburan massal menunjukkan bahwa kuburan itu milik prajurit China.
Sejumlah 80 makam itu adalah prajurit China yang tewas pada Juni 2020 dalam bentrokan berdarah dengan India.
Selain fakta-fakta di atas, terbaru menurut 24h.com.vn, pada Kamis (3/9/2020), sebuah kabar menyebut ada rumor tentara India yang dilaporkan kembali tewas.
Setelah perkembangan menegangkan di wilayah Ladakh, Actual Control Line (LAC), China mengklaim tidak ada tentaranya yang terbunuh.
"Menurut informasi yang kami terima, tidak ada tentara India yang tewas di LAC sejak 29 Agustus," kata Hoa Xuan Oanh, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Rabu (2/9).
Namun, beberapa surat kabar asing memberitakan, ada tentara India yang dilaporkan kembali tewas dalam bentrokan di perbatasan.
Sementara pasukan khusus India yang bertugas di LAC belum mengonfirmasi kabar ini.
"Militer India secara ilegal melewasi sisi LAC ini, itu provokatif, secara sepihak mengubah status dan merusak kesepakatan," kata Juru Bicara China.
"India memikul tanggung jawab penuh atas bentrokan dan ketegangan baru-baru ini di perbatasan," imbuhnya.
"China telah melakukan upaya besar unuk menghindari ketegangan baru-baru ini di perbatasan, China juga mendesak India untuk memperketat disiplin militer di perbatasan, segera menghentikan tindakan provokatif, pelanggaran ilegal dan menghindari meningkatnya ketegangan," kata Hoa.
Pernyataan Hoa Xuan Oanh, datang setelah sehari tentara India menuduh berulang kali menyerang, ingin menduduki pos terdepan India di kawasan Panggong Ladakh.
Menurut India, bentrokan juga terjadi 29 Agustus, itu dianggap upaya paling jelas yang dilakukan oleh China.
Secara sepihak berusaha, untuk mengubah status di perbatasan di LAC.
Pada 2 September, India mengumumkan akan melarang 118 aplikasi seluler Tiongkok, termasuk game PUBG.
Kemudian, beberapa pengguna China lainnya dilarang di India seperti Baidu, Tencent Whistlist, FaceU, WeChat, dan Tencent Weiyun.
Jumlah total aplikasi China yang dilarang di India mencapai 224 aplikasi.
Sementara itu di India merupakan pasar besar bagi aplikasi China dengan total mencapai 1 miliar pengguna.
Menurut India, baru-baru ini banyak informasi yang menunjukkan bahwa aplikasi China mencuri data pengguna menyebabkan ketidakamanan dan mengancam privasi.