Bak Usaha Barbar Amerika Sia-Sia Belaka, Lembaga Ini Sebutkan 12 Tahun Mendatang China Akan Menjadi Raksasa Ekonomi Dunia Geser Amerika Dengan Mudah, Ini Sebabnya

May N

Penulis

Intisari-online.com -China sudah diperkirakan oleh banyak pihak mengungguli AS menjadi raksasa ekonomi dunia.

Bahkan, banyak pakar menganggap hal ini bisa terjadi kemungkinan hanya dalam 1 dekade lagi.

Artinya kurang lebih 10 tahun ke depan China sudah mulai menggeser keunggulan AS terutama dalam bidang ekonomi.

Bahkan, usaha AS yang termasuk barbar dalam mencegah kebangkitan China yang saat ini gencar dilakukan oleh administrasi Trump disebutkan tidak akan membuahkan hasil.

Baca Juga: Maksud Hati Olahraga Turunkan Berat Badan Tapi Bukan Lemak yang Hilang, Ini Tandanya Kehilangan Massa Otot!

Hal tersebut merupakan ramalan dari lembaga think-tank pemerintah Beijing.

Para peneliti di lembaga Development Research Centre (DRC) dari Dewan Negara, kabinet pemerintahan China adalah tokoh-tokoh yang menghitung prediksi tersebut.

Prediksi tersebut merefleksikan asumsi mainstream di Beijing mengenai kesuksesan pemerintah China dalam mengembangkan perekonomian mereka yang baru.

Prediksi penuh dengan hegemoni China ini memang didasarkan dengan rahasia-rahasia China mengembangkan ekonomi mereka.

Baca Juga: Saat Main Biliar Tegur Presiden Soeharto Perihal Bisnis Keluarga Cendana hingga Jabatannya sebagai Panglima ABRI Dicabut, Benny Moerdani: 'Saya Tidak Pernah Kehilangan Kesetiaan Padanya!'

Melalui upaya yang mereka lakukan, permusuhan dengan AS lewat cara apapun tidak akan menggoyahkan keunggulan mereka, seperti yang diklaim oleh para peneliti tersebut.

Asumsi tersebut juga menggaris bawahi jika pertumbuhan ekonomi China sudah tidak bisa dihentikan.

Strategi "Dualisme Sirkulasi"

Presiden Xi Jinping meyakinkan kembali bahwa China harus mempercepat strategi "dualisme sirkulasi".

Baca Juga: Sosok Presiden Pertama Timor Leste, Pemain Sepak Bola yang Akhirnya Blusukan di Hutan Menentang Senjata Lawan Tentara Indonesia

Strategi tersebut ia pertama kali kenalkan pada Mei lalu, dan ia yakinkan kembali akan hal itu pada Senin kemarin.

Lalu apa sebenarnya strategi dualisme sirkulasi yang disebut oleh Xi Jinping tersebut?

Dan apa dampaknya terhadap pembangunan ekonomi China sampai disebut bisa lengserkan Amerika dari posisi raksasa ekonomi dunia?

Sebelumnya, menurut sekelompok peneliti dipimpin oleh Chen Changsheng, yang meneliti makroekonomi di think-tank China, sebutkan bahwa ketegangan antara China dan AS akan meningkat dengan intensif selama 5 tahun mendatang.

Baca Juga: 'Ramalan' 25 Tahun Lalu dari Soeharto, Sudah Diprediksi Nasib Indonesia Tahun 2020 Hancur Jika Hal Ini Dilakukan, Pesan untuk Bangsa Saat Ini

"Bukan tidak mungkin jika AS akan menggunakan semua metode yang bisa mereka lakukan untuk menahan perkembangan China, termasuk lakukan sanksi finansial ke perusahaan-perusahaan China.

"AS bisa saja pergunakan juridiksi 'lengan panjang' mereka dengan cara yang salah, merebut kepemilikan China atas keamanan bendahara AS, memaksa negara-negara lain untuk memberlakukan embargo teknologi terhadap China, serta mengecualikan China dari sistem pembayaran dolar (AS)" papar laporan tersebut.

Namun bahkan faktor-faktor itu tidak bisa menghentikan kebangkitan ekonomi China.

Hasil bagi negara terhadap ekonomi global akan meningkat dari 16,2% di 2019 menjadi 18,1% di 2025.

Baca Juga: Ini Rupanya Rahasia Para Pedagang Bikin Kuah Soto yang Enak dan Tidak Berminyak, Ada yang Salah Salah saat Proses Menumis, Mau Coba?

Sedangkan hasil bagi AS terhadap ekonomi global akan turun dari 24,1% menjadi 21,9% dalam periode yang sama.

Bulan lalu, Justin Lin Yifu, profesor di Universitas Peking dan mantan ketua ahli ekonomi World Bank, memprediksi jika China bisa langkahi AS menjadi raksasa ekonomi terbesar tahun 2030.

Sebenarnya, apa sih rahasia kebangkitan China ini?

Rupanya, pemerintah China saat ini kembangkan strategi perkembangan ekonomi yang fokus kepada pasar domestik.

Baca Juga: 3 Kali Menikah Sampai Makan Hati Ditipu Rp 2 Triliun oleh Mantan Suami, Begini Nasib Cucu Soeharto yang Satu Ini Sekarang

Laporan DRC berargumen jika gross domestic product (GDP) China per kapita akan naik menjadi 14.000 Dolar AS (Rp 207 Juta) tahun 2024 mendatang, yang mendorong negara itu keluar dari "jebakan negara kelas menengah" menjadi "negara kelas atas".

Hasilnya, ukuran ekonomi China akan lebihi Uni Eropa tahun 2027 dan ungguli AS tahun 2032, demikian paparan laporan DRC.

Chen Changsheng adalah salah satu ahli ekonomi pemerintah yang menghadiri simposium diselenggarakan oleh Xi Jinping minggu lalu terkait persiapan ekonomi dan sosial China untuk masa depan.

Rencana Xi Jinping mengenai berjalannya China dalam 5 tahun mendatang akan dipaparkan tahun depan.

Baca Juga: Data Ungkap Bahwa Pria Lebih Suka dan Bahagia Menjalin Hubungan Bersama Perempuan Bertubuh Berisi, Ini Alasannya!

Meskipun Changsheng tidak berpidato di pertemuan tersebut, tapi hasil penelitian timnya diprediksi akan dimasukkan ke dalam rencana dan strategi pemerintah China.

Timnya juga berarguman jika kondisi ekonomi global akan membuat perubahan besar di tahun mendatang, negara dan gabungan negara akan tingkatkan faktor keamanan dalam sistem rantai suplai mereka, dengan ekonomi global membingkai tiga blok berpusat di Amerika Utara, Eropa dan China.

China menggadang-gadangkan ekonomi digital mereka dan sektor servisnya, yang keduanya diharapkan akan menyebar dan terus berkembang di tahun-tahun mendatang.

Hal itu dibuktikan dari hasil keuntungan sektor industri GDP China menurun 4% dari 39% tahun 2019 kemarin, sedangkan dari jasa ekonomi digital tersebut meningkat dari 53,9% menjadi 60% dari 2019 ke 2025.

Baca Juga: Terlihat Jijik dengan Pasangannya saat Melangsungkan Pernikahan, Pengantin Wanita Terpaut Usia 50 Tahun Lebih Muda Juga Lakukan Ini

Inilah yang dimaksud Xi Jinping sebagai dualisme sirkulasi, karena ekonomi digital tidak hanya diperlukan di luar negeri tapi akan banyak pengguna dalam negeri.

Masyarakat kelas menengah diharapkan akan terus membesar, tingkatkan konsumsi mereka.

Namun hal ini bisa saja gagal karena terhalang oleh tingkat kesenjangan yang makin besar di China.

Negara itu juga tidak bisa terfokus kepada masyarakat yang masih muda, populasi yang sudah lansia tidak bisa terbilang sedikit di China, yang menjadi tantangan sendiri dalam 5 tahun ke depan.

Baca Juga: Resmi! Pembangkang Putin Terbukti Diracuni Novichok, Racun Saraf Paling Mematikan Sejagat, Bikin Korban Ambruk dalam 30 Detik! Ini Gejalanya!

Disebutkan jika satu dari 5 warga China akan mencapai usia 60 tahun pada 2025 mendatang, sedangkan populasi warga usia kerja turun menjadi hanya 20 juta saja pada saat itu.

Lembaga konsultan Ekonomi Capital Economics melaporkan Januari lalu jika dampak deglobalisasi juga dapat menghancurkan keuntungan ekonomi China untuk kebijakan ekonomi luar negeri mereka.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait