Resesi di Depan Mata seiring Sri Mulyani Sebut Ekonomi Kuartal III-2020 Tumbuh Negatif, Simak Juga Prediksi Awal 2021 Berikut Ini

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Secara teknikal, resesi ekonomi terjadi bila pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif secara tahunan.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan di tahun ini resesi ekonomi akan terjadi karena kondisi di kuartal III-2020.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2020 sebesar 2,97% year on year (yoy).

Kemudian, di kuartal II-2020 minus 5,32% yoy.

Baca Juga: Kediktatoran Saddam Hussein: Bocah Gemar Berkelahi, saat Umur 16 Tahun Sudah Kepalai Geng Jalanan, pada 1959 Urun Tangan Gerakan Kudeta Membunuh Abdul Karim Kassim

Dus, resesi ekonomi akan ditentukan oleh realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020.

Setelah melalui dua bulan di periode kuartal III-2020, Menkeu Sri Mulyani akhirnya angkat bicara bahwa ekonomi Indonesia tidak bisa menahan resesi ekonomi di tahun ini.

“Di kuartal III-2020 masih mengalami negative growth."

"Bahkan di kuartal IV-2020 masih dalam zona sedikit di bawah netral,” ujar Menkeu Sri Mulyani dalam Rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Rabu (2/9).

Baca Juga: Sebelum Meninggal, Ini Telepon Terakhir Putri Diana yang Bikin Penyesalan Terbesar William dan Harry, Apa yang Mereka Bicarakan?

Menkeu menegaskan tahun ini memang jadi periode yang berat bagi ekonomi Indonesia baik dari sisi konsumsi, investasi, maupun perdagangan.

Dus, sampai dengan akhir tahun 2020, Menkeu memprediksi ekonomi Indonesia berada di rentang minus 1,1% sampai 0,2%.

Asumsi Menkeu, bila ekonomi Indonesia berada di level 0,2% tahun ini, maka sudah terjadi recovery di kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020 dari realisasi di kuartal II-2020.

Baca Juga: Sejarah Timor Leste, dari Tangan ke Tangan Penjajah Menuju Kemerdekaan

Sementara itu, di tahun depan Menkeu perkirakan pertumbuhan ekonomi di rentang 4,5%-5,5%.

Hal tersebut didasarkan pada momentum pemulihan terjaga meskipun ketdiakpastian Covid-19 masih terjadi.

Namun, tahun depan pun diprediksi belum sepenuhnya pulih, hal tersebut tergantung dari penanganan pandemi di semester II-2020.

“Semua prediksi mengenai vaksin baru akan akan dilakukan secara luas setelah vaksin ditemukan dan vaksinasi meluas di semester II-2020."

Baca Juga: Kerahkan 7.000 Tentara dalam Lebih dari 80 Pesawat Militer di Angkasa hingga Putus Asa, Sama Misteriusnya seperti MH370: Pesawat Amerika Menghilang 70 Tahun Tanpa Jejak

"Jadi semester I-2021 tidak bisa asumsikan pemulihan full power."

"Sebab Covid-19 masih jadi salah satu faktor yang menahan di konsumsi dan investasi maupun pemulihan ekonomi global,” kata Menkeu.

Baca Juga: Warganya Demo Besar-besaran Tapi Malah Isolasi Diri Bersama 20 Selirnya, Terkuak Jumlah Kekayaan Raja Thailand yang Tak Akan Habis Tujuh Turunan, Jadi Raja Terkaya di Dunia!

(*)

Artikel ini pernah terbit di Kontan.co.id dengan judul "Resesi di depan mata, Sri Mulyani sebut ekonomi kuartal III-2020 tumbuh negatif"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait