Penulis
Intisari-Online.com - Berbagai negara, termasuk Indonesia kini terus menerapkan aturan ketat agar masyarakat menggunakan masker.
Digunakannya masker sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona.
Aturan ketat di Indonesia salah satunya ditunjukkan dengan dilakukannya razia masker oleh petugas kepolisian.
Namun rupanya, hal berbeda terjadi di China.
Seiring dengan cukup baiknya penanganan pandemi virus corona (Covid-19), warga China kini tidak diwajibkan menggunakan masker.
Hal itu diketahui setelah Otoritas Kesehatan di ibukota China mengumumkan secara resmi mencabut aturan wajib memakai masker di luar ruangan.
Diketahui masker sendiri kini menjadi perlengkapan medis yang wajib dikenakan warga di seluruh dunia saat pergi keluar rumah.
Menurut sfcdcp.org, masker berguna untuk mencegah penularan penyakit, mencegah iritasi, mencegah kambuhnya alergi akibat udara, juga melindungi diri dari paparan polusi udara.
Masker juga membantu membatasi penyebaran kuman, bakteri ataupun virus termasuk Covid-19 yang penularannya sulit diprediksi.
Diberitajan Reuters, kebijakan ini diambil setelah China mencatatkan 13 hari berturut-turut tanpa kasus baru infeksi Covid-19.
Meski demikian, kebijakan ini tak lantas membuat warga China sendiri berani untuk berpergian tanpa masker.
Nyatanya masih banyak warga yang tetap saja terlihat memakai masker di jalanan Beijing pada Jumat (21/8/2020).
Beberapa warga mengatakan masker membuat mereka merasa lebih aman.
Sementara yang lain mengatakan tekanan sosial untuk memakai masker juga menjadi faktor.
"Saya pikir saya bisa melepas maske kapan saja, tetapi harus juga melihat apakah orang lain menerimanya. Karena saya takut orang akan takut, jika mereka melihat saya tidak mengenakan masker," ujar seorang wanita Beijing berusia 24 tahun bermarga Cao kepada Reuters.
Ini adalah kedua kalinya otoritas kesehatan Beijing membuat pedoman lebih longgar terkait memakai masker di ibukota Beijing, yang sebagian besar telah kembali normal setelah dua kali lockdown.
Pertama kali, tat kala Otoritas Beijing mengatakan warga bisa pergi tanpa masker di luar ruangan pada akhir April lalu.
Namun aturan itu kembali dicabut kerika bulan Juni 2020, setelah wabah baru di pasar grosir besar di selatan kota.
China telah melaporkan tidak ada kasus baru yang ditransmisikan secara lokal di daratan selama lima hari setelah berhasil mengendalikan klaster di ibukota, pasar Xinjiang dan di tempat lain.
Baca Juga: Rusia Marah Besar, Seorang Diplomatnya Diusir dari Austria, Aksi Balasan pun Dilancarkannya
Para ahli mengatakan kunci keberhasilan China dalam mengendalikan penyakit ini adalah penerapan secara ketat aturan lokal, termasuk mengenakan masker, wajib karantina rumah dan berpartisipasi dalam pengujian massal.
Pihak berwenang melaporkan 22 kasus impor di daratan pada 20 Agustus, dan telah menutup perbatasannya untuk sebagian besar warga negara non-China.
China telah melaporkan total 84.917 kasus positif, sejak wabah mulai menyebar di negara Tirai Bambu ini.
Artikel ini telah tayang di Health.grid.id dengan judul Pemerintah China Sekarang Tidak Mewajibkan Rakyatnya Pakai Masker, Tapi Masyarakatnya Tidak Mengikuti Alasannya Sepele
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari