Find Us On Social Media :

Dipastikan Bangkrut! Sanksi AS Terhadap Perusahaan-perusahaan China Bisa Sedot Uang Para Konglomerat Xinjiang Ini, Siapa Saja?

By Maymunah Nasution, Selasa, 25 Agustus 2020 | 06:10 WIB

seorang anak Uighur bermain sendirian di halaman sebuah rumah di Unity New Village di Hotan, di wilayah Xinjiang, China barat.

Ada 800 ribu perusahaan dan kelompok perusahaan di 147 negara, menurut konsulat AS dan perusahaan intelijen Sayari yang laporkan struktur konglomerat di balik XPCC.

Sanksi AS

AS berikan sanksi itu berkaitan dengan aksi China terhadap kamp konsentrasi untuk warga muslim Uighur dan etnis minoritas lain di Xinjiang.

China menyebut kamp tersebut sebuah kamp pendidikan bagi mereka, tapi PBB dan AS mengetahui di sana adalah kamp kerja paksa yang menahan 1 juta orang.

Baca Juga: Antrean Perceraian di Bandung Mengular, Ini Sinyal Tubuh Jika Anda Memang Sudah 'Pantas' untuk Berpisah dengan Pasangan

Seorang cendekiawan China Thomas Cliff di Universitas Nasional Australia mengatakan jika pelaksanaan sanksi itu akan hadapi tantangan besar karena ukuran XPCC yang sangat besar.

XPCC sendiri disebut sebagai 'negara di dalam negara'.

Namun penggambaran itu memang benar adanya, menurut laporan tahun 2018 oleh organisasi rahasia, revenue XPCC yaitu GDP mereka sebesar 5.88 milyar Dolar AS (pendapatan bersih) dari total 36.4 milyar Dolar AS.

Fungsi XPCC juga bermacam-macam, layaknya pemerintah dalam menjalankan sekolah, kebijakan dan fasilitas kesehatan di berbagai kota di Xinjiang untuk pegawai dan keluarga mereka.

Baca Juga: Siap-siap! Subsidi Gaji Rp 600.000 BPJS Ketenagakerjaan Cair Mulai Besok, Penerimanya Langsung Dapat Rp 1,2 Juta