Penulis
Intisari-online.com -Pernahkah Anda mendengar Xinjiang Production and Construction Corps (XPCC)?
Korporasi produksi dan konstruksi Xinjiang adalah salah satu organisasi paling rahasia dan paling ekspansif.
Dikabarkan dari South China Morning Post, XPCC telah jadi sorotan internasional yang tidak mereka inginkan setelah entitas dan tiga pejabat resminya termasuk dalam daftar sanksi AS terkait pelanggaran HAM.
XPCC beroperasi di Xinjiang, otonomi daerah dengan ukuran tiga kali lebih besar dari Perancis yang berada di pojok barat China, berbatasan dengan Afghanistan, Pakistan dan India.
Aksi AS terhadap XPCC dan anak perusahaan yang mereka miliki dapat menjadi kasus terbesar sepanjang sejarah Kontrol Aset Luar Negeri, agensi di bawah departemen keuangan AS yang bisa lakukan sanksi finansial, untuk sejumlah grup perusahaan yang berpotensi terdampak.
Sanksi itu memiliki implikasi berlipat ganda untuk XPCC, yaitu dari mengerem pinjaman bank kepada mereka sampai mengekang ekspor pertanian XPCC seperti kapas dan tomat.
Sanksi itu juga dapat mengancam investasi mereka.
Padahal XPCC telah menaungi beratus-ratus industri dari konstruksi, infrastruktur, properti dan pertanian.
Ada 800 ribu perusahaan dan kelompok perusahaan di 147 negara, menurut konsulat AS dan perusahaan intelijen Sayari yang laporkan struktur konglomerat di balik XPCC.
Sanksi AS
AS berikan sanksi itu berkaitan dengan aksi China terhadap kamp konsentrasi untuk warga muslim Uighur dan etnis minoritas lain di Xinjiang.
China menyebut kamp tersebut sebuah kamp pendidikan bagi mereka, tapi PBB dan AS mengetahui di sana adalah kamp kerja paksa yang menahan 1 juta orang.
Seorang cendekiawan China Thomas Cliff di Universitas Nasional Australia mengatakan jika pelaksanaan sanksi itu akan hadapi tantangan besar karena ukuran XPCC yang sangat besar.
XPCC sendiri disebut sebagai 'negara di dalam negara'.
Namun penggambaran itu memang benar adanya, menurut laporan tahun 2018 oleh organisasi rahasia, revenue XPCC yaitu GDP mereka sebesar 5.88 milyar Dolar AS (pendapatan bersih) dari total 36.4 milyar Dolar AS.
Fungsi XPCC juga bermacam-macam, layaknya pemerintah dalam menjalankan sekolah, kebijakan dan fasilitas kesehatan di berbagai kota di Xinjiang untuk pegawai dan keluarga mereka.
Mantan diplomat AS untuk China Fred Rocafort mengatakan sanksi itu adalah hal positif yang dilakukan AS untuk menghentikan apa yang terjadi terhadap Uighur di Xinjiang.
Namun menghadapi XPCC adalah hal lain.
Sebagian besar investasi XPCC diatur oleh perusahaan Asset Management Co, yang juga merupakan milik XPCC dan anak perusahaan XPCC.
Investasi mereka termasuk perusahaan dagang publik sebanyak 13 unit di China, seperti perusahaan produsen Produk Tomat Xinjiang Chalkis dan perusahaan miras Xinjiang Yilite.
Sanksi AS menargetkan tiga orang pejabat resmi penanggung jawab organisasi tersebut, mereka adalah Chen Quanguo, Peng Jiarui dan Sun Jinlong.
Sanksi ini menempatkan mereka sebagai orang-orang yang terdaftar dalam daftar orang diblokir.
Artinya, warga AS atau entitas milik AS dilarang keras menerima atau menyediakan jasa dan properti XPCC dan seluruh anak perusahaan mereka.
Sampai saat ini meskipun XPCC kadang mengalami lambatnya pertumbuhan produksi ataupun keuntungan, China masih senantiasa mendanai mereka.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini