Find Us On Social Media :

Heboh Rekaman, Duta Besar China Berjalan di atas 'Karpet Manusia' di Negeri Orang, Ada yang Menuduh Negara Itu Dalam Pengaruh China, Tetapi Inilah Fakta Sebenarnya!

By Afif Khoirul M, Rabu, 19 Agustus 2020 | 16:36 WIB

 

Intisari-online.com - Sebuah foto heboh menjadi perbincangan internasional, di mana seorang duta besar asal China berjalan di atas punggung orang-orang.

Menurut 24h.com.vn pada Rabu (19/8/2020), peristiwa itu diambil di kepulauan Pasifik yang pernah memiliki hubungan dekat dengan Taiwan.

Hal itupun memicu banyak kontroversi di internet, karena saat ini China sedang bersitegang dengan Taiwan.

Dalam foto itu, seorang pria berbaju putih yang merupakan Duta Besar Tiongkok Tang Songgen, memegang tangan dua wanita.

Baca Juga: Pantas Saja Amerika Benci Setengah Mati dengan China sampai Kantor Konsulatnya Ditutup, Ternyata AS Mencium Kelicikan China Gunakan Kantor Konsulat Mencuri Hal Ini dari AS

Lalu, dia berjalan di karpet manusia, di mana sekelompok manusia berjejar tengkurap, lalu Tang Songgen berjalan di atasnya.

Dikatakan, bahwa orang-orang yang menjadi karpet manusia itu, adalah puluhan warga Kiribati.

Beberapa ahli mengatakan, foto itu seolah mewakili pengaruh China yang semakin meningkat atas Kiribati.

"Tidak menggunakan karpet merah, Tang menggunakan manusia untuk berjalan di atasnya, dengan bantuan dua wanita berpakaian tradisional Kiribati," tulis pernyataan itu.

Baca Juga: Harusnya Bersatu untuk Lawan China yang Merongrong Laut China Selatan, Dua Negara Asean Ini Malah Bentrok Sendiri Main Bunuh-bunuhan, Satu Nelayan Ditembak Mati di Laut China Selatan

Sepetember tahun lalu, dikatakan Kiribati mengalihkan hubungan diplomatiknya dari Taiwan ke Beijing.

Pemerintah Kiribati kemudian menjelaskan tentang fenomena foto yang menjadi perbincangan internasional itu.

Dia menjelaskan foto itu memang benar adanya, di mana Tang berjalan di atas karpet manusia ketika berada di Kiribati.

Namun, dijelaskan bahwa peristiwa itu hanyalah sebuah upacara adat untuk menyambut pengunjung penting di negara kepulauan itu.

"Ini hanya isyarat yang menunjukkan rasa hormat dan keramahan kami, misalnya saat pernikahan, di rumah mempelai pria akan diletakan manusia berjejar supaya keluarga mempelai wanita bisa berjalan di atasnya," kata Adlih Ztuchs, seorang pejabat Kiribati.

"Ini menunjukkan bahwa, mereka senang menyambut anggota keluarga baru, ini adalah kebiasaan yang kami miliki untuk semua orang," jelasnya.

Baca Juga: Terbongkar Negosiasi Indonesia dengan China, Sudah Nyicil Rudal Hingga Gelontorkan 200 Juta US Dolar untuk Boyong Kapal, Akankah Ikuti Jejak Marinir Pakistan?

Kiribati menjelaskan, bahwa berjalan di atas orang lain, adalah kebiasaan khusus di pulau itu dala menyambut tamu dan tidak boleh terpengaruh oleh politik.

Katerina Teaiwa, seorang profesor di Universitas Nasional Asia dan Pasifik, mengatakan bahwa berbaring di tanah untuk menerima tamu adalah ritual nyata di Kiribati.

Dimaksudkan untuk menunjukkan keramahan, tidak menjalankan fungsi khusus, dan takluk pada ide apapun.

"Orang-orang Kiribati dapat menyambut pejabat asing dengan cara apapun yang mereka suka, kita tidak boleh berdebat lebih jauh tentang masalah ini, dan harus menghormati keragaman budaya dari setiap kelompok etnis," komnetar Katerina Teaiwa.

Ruateki Tekaiara, Menteri Lingkungan Kiribati, juga hadir dalam penyambutan duta besar Tiongkok itu.

"Ini adalah budaya kami yang sangat spesial dan unik. Tidak ada yang keberatan dengan keputusan para tetua untuk menyambut tamu di Kiribati," kata Ruateki Tekaiara.

Baca Juga: Sengaja Bikin Kondisi Makin Runyam, China Sebarkan Video Latihan Perang di Perbatasan China-India dengan Peralatan Tempur Canggih

Tekaiara mengatakan bahwa para tetua memutuskan untuk melaksanakan ritual ini untuk menunjukkan keramahan kepada duta besar Tiongkok.

Namun, penjelasan Kiribati mungkin tidak cukup untuk meyakinkan beberapa diplomat asing lainnya.

"Saya tidak bisa membayangkan, berjalan di atas punggung orang lain itu sebagai tindakan yang dapat diterima oleh duta besar nasional manapun," kata Constantine Panayiotou, Utusan Departemen Pertahanan Amerika, di lima pulau Pasifik termasuk Kiribati.

Anggota parlemen Dave Sharma, mantan duta besar Australia untuk Israel dan mantan misi diplomatik Australia di Papua Nugini kagum dengan foto itu.

"Saya sangat terkejut, jika perwakilan Australia datang apakah akan mendapat upacara serupa," katanya.

Tang Songgen telah ditunjuk sebagai duta besar Tiongkok untuk Kiribati pada Maret lalu, dia mengatakan, disambut dengan hangat oleh pejabat dan tetua di Kiribati.