Find Us On Social Media :

Kini Jual Mainan untuk Menyambung Hidup, Ngatimin Dulu Mata-mata Indonesia untuk Menumpas Tentara Belanda, Sampai Rela Makan Tanaman Selama 20 Hari

By Tatik Ariyani, Senin, 17 Agustus 2020 | 20:33 WIB

Mata-mata tentara Indonesia, Ngatimin Citro Wiyono (87) saat bercerita tentang kisahnya di kediamannya, Kaplingan RT.

"Pada waktu itu pukul 24.00 WIB, ayahku ikut gotong royong membuat jebakan tank di jalan kampung. Dibikin lubang selebar dan sepanjang tank dengan kedalaman 1,5 meter," kata Ngatimin, Minggu (16/8/2020).

Antek-antek Belanda, lanjut Ngatimin, ikut serta dalam gotong royong itu sembari mendata orang yang terlibat.

Itupun langsung dilaporkan kepada tentara Belanda.

"Antek-antek Belanda menyamar pakai ikat merah putih ikut-ikutan di dalamnya," tuturnya.

Baca Juga: Saking Cintanya pada Ratu Eizabeth II, Pangeran Philip yang Dulunya Bergaji Pas-pasan Sampai Harus Hancurkan Warisan Keluarga untuk Bikin Cincin Tunangan Sang Ratu

Tentara Belanda mulai memburu para pejuang yang ada di kampung halaman Ngatimin muda dengan bekal data antek mereka.

Ayah Ngatimin, menjadi satu yang diburu dan berujung pada kematian.

Mayat-mayat warga bergelimpangan di jalanan kampung pada pukul 06.00 WIB.

"Setelah bapakku ditembak belanda hatiku marah. Pukul 06.00 WIB, mayat penduduk kampung sudah ada 15 bergelimpangan di jalan," ujarnya.