Find Us On Social Media :

Dengan Mata Kepala Sendiri Saksikan Sang Ayah Ditembak Mati Tentara Belanda, Inilah Kisah Ngatimin hingga Menjadi Mata-mata Tentara Indonesia

By Khaerunisa, Senin, 17 Agustus 2020 | 14:35 WIB

Mata-mata tentara Indonesia, Ngatimin Citro Wiyono (87) saat bercerita tentang kisahnya di kediamannya, Kaplingan RT.

Baca Juga: Covid Hari Ini 17 Agustus 2020: Diklaim Tinggal Menunggu Izin Edar, Epidemiolog Ragukan Obat Covid-19 dari Unair, TNI-AD, dan BIN, Pertanyakan Transparansi

Suara deru tembakan dan dentuman bom pesawat menjadi hal yang familiar di telinga Ngatimin Muda.

Ngatimin Muda mengikuti perjalanan tentara Indonesia menyerbu gudang senjata yang ada di barat pangkalan udara Panasan.

Ia hanya melihat dari kejauhan tentara-tentara Indonesia meletakkan senjata laras panjang mereka di sebuah kebun.

Mereka hanya mengandalkan sebilah pisau dalam penyerbuan itu.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Boneka Berhantu Sampai Disimpan di Tempat Khusus, Boneka Anabelle Dikabarkan Melarikan Diri dari Museum, Ternyata Begini Fakta di Baliknya

Pukul 11.00 WIB menjadi waktu yang selalu dipilih tentara Indonesia untuk menyerbu zona tentara Belanda.

Pasalnya pada jam itu, sinar matahari terlalu menyilaukan bagi mata para tentara belanda.

Hanya butuh waktu satu jam tentara Indonesia menyerbu gudang itu guna mengamankan persediaan.

Melihat banyak senjata ditinggal di kebun, Ngatimin muda berinisiatif menutupinya dengan dedaunan yang tak jauh dari lokasi penyerbuan.