Find Us On Social Media :

Dibangunkan dari Tidur Nyenyaknya, Wanita Tua Ini Syok Suaminya Sudah Berlumuran Darah, Sedang Putranya Jatuh dari Lantai 16 Apartemen Mereka

By Tatik Ariyani, Senin, 17 Agustus 2020 | 15:04 WIB

Apartemen tempat kejadian berlangsung

Intisari-Online.com - Seorang wanita tua dengan gangguan pendengaran tertidur lelap di kamarnya tak lama setelah tengah malam pada hari Senin.

Tiba-tiba, wanita berusia 79 tahun itu dibangunkan oleh personel darurat yang masuk ke apartemen lantai 16 keluarganya di Wealthy Building di Sai Ying Pun, Hong Kong.

Saat itu, waktu menunjukkan sekitar pukul 12.30 tengah malam.

Setelah ia terbangun, ia baru menyadari insiden mengerikan telah terjadi di tempat tinggalnya.

Baca Juga: Dulu Sepakat Membangun Satu Negara, Putin Justru Berang Kepada Presiden Belarus Sebelum Pemilu Dilaksanakan Tapi Kini Malah Siap Kirim Bantuan Militer Agar Demonstrasi Mereda

Melansir South China Morning Post, Senin (17/8/2020), suaminya yang berusia 78 tahun, Cham Lun-kei, terbaring tak sadarkan diri di ruang tamu, dengan luka di dada dan perut akibat tusukan pisau.

Sementara itu, putranya yang berusia 44 tahun melompat dari apartemen mereka dan kemudian tewas.

Cham Lun-kei dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Queen Mary di Pok Fu Lam sesaat sebelum jam 3 pagi.

Menurut polisi, wanita tersebut mengeluh merasa tidak enak badan setelah mengetahui apa yang terjadi dan dibawa ke rumah sakit yang sama untuk perawatan.

Baca Juga: Kenali Penyakit GERD dan Cara Penyembuhannya, Jangan Sampai Salah!

Ternyata, saat wanita itu tidur, putranya menyerang suaminya dengan pisau saat mereka bertengkar, lantas putranya melompat dari apartemen setelah itu.

Tragedi keluarga terjadi beberapa jam setelah perselisihan antara pasangan lansia tersebut karena masalah sepele pada Minggu malam.

Putra mereka, Cham Long-ming, rupanya ikut campur dalam perselisihan itu.

Polisi mengatakan bahwa wanita itu pergi tidur sekitar jam 11 malam, mengira suami dan putranya telah tenang.

Baca Juga: Dengan Mata Kepala Sendiri Saksikan Sang Ayah Ditembak Mati Tentara Belanda, Inilah Kisah Ngatimin hingga Menjadi Mata-mata Tentara Indonesia

Sekitar pukul 12.30 pagi, seorang satpam menerima pengaduan dari warga lantai 15 yang mendengar suara pertengkaran dari unit keluarga di lantai 16 tersebut.

Sebuah rak cucian di luar flat lantai 15 kemudian ditemukan rusak dan berlumuran darah, sementara putra pasangan itu ditemukan tergeletak di gang di bawah, menurut polisi.

Pengawas Sin Kwok-ming, dari distrik Barat, mengatakan pria berusia 44 tahun itu menderita cedera kepala yang serius dan dinyatakan meninggal oleh paramedis di tempat kejadian.

Saat jendela flat di lantai 16 terbuka dan lampu menyala, petugas pemadam kebakaran dipanggil untuk masuk ke dalam flat ketika tidak ada yang menjawab saat pintu depan diketuk.

Sang ayah yang terluka ditemukan terbaring tak sadarkan diri di balik pintu, sementara sumber polisi mengatakan istrinya ditemukan tertidur di kamar tidur.

“Itu (kondisi) berantakan, dengan darah di dalam flat itu. Kami yakin terjadi pertengkaran di sana,” kata Sin.

Baca Juga: Melepas Status Artisnya dan Nikahi Pejabat Penting Komisaris Antam, Siapa Sangka Awal Pernikahan Wanita Ini Jauh dari Kata 'Bergelimang Harta'

Dia mengatakan sang ayah memiliki luka pisau sepanjang 4 cm di dada dan luka sepanjang 13 cm di perutnya.

Pisau sepanjang 35 cm dengan noda darah, ditemukan di ruang tamu apartemen, diyakini sebagai senjata yang digunakan dalam insiden tersebut, katanya.

"Kami percaya bahwa mungkin ada masalah keluarga di balik insiden itu," tambah pengawas itu.

Ia mengatakan petugas perlu menyelidiki lebih lanjut untuk mengetahui rincian perselisihan tersebut.

Putranya, seorang salesman sebuah perusahaan telekomunikasi, bercerai dan tinggal bersama orang tuanya di apartemen.

Polisi mengatakan tidak ada informasi yang menunjukkan riwayat penyakit mental.

Sumber tersebut mengatakan penyelidikan awal menunjukkan ayahnya sering marah-marah.

Polisi menetapkan kasus ini sebagai pembunuhan-bunuh diri, dan otopsi akan dilakukan.

Baca Juga: Cavien Satia, Belajar Geologi di Amerika untuk Masa Depan Negeri