Dulu Sepakat Membangun Satu Negara, Putin Justru Berang Kepada Presiden Belarus Sebelum Pemilu Dilaksanakan Tapi Kini Malah Siap Kirim Bantuan Militer Agar Demonstrasi Mereda

May N

Penulis

Kondisi Belarus tidak kondusif, Putin sebutkan akan kirim bantuan jika diperlukan, apakah akan dianggap Lukashenko sebagai pelanggar kedaulatan lagi?

Intisari-online.com -Perhatian dunia yang biasanya soroti Laut China Selatan dan aktivitas China kini sedikit dialihkan oleh kejadian di Belarusia atau singkatnya Belarus.

Negara yang baru saja adakan Pemilu Presiden 9 Agustus lalu dipenuhi oleh demonstran yang tumpah ke jalanan.

Rakyat protes atas kemenangan Alexander Lukashenko serta sebutkan pemilu tersebut telah dicurangi.

Ada pendapat bahwa pemilu itu dicurangi untuk samarkan fakta bahwa Lukashenko telah kehilangan dukungan publik.

Baca Juga: Kenali Penyakit GERD dan Cara Penyembuhannya, Jangan Sampai Salah!

Lukashenko sendiri menyangkal kalah dengan mengutip hasil resmi yang memberinya lebih dari 80% suara.

Menanggapi panasnya kondisi Belarus, Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberi tahu negaranya siap membantu.

Bantuan tersebut disesuaikan dengan pakta militer kolektif jika diperlukan.

Putin juga sebutkan bahwa tekanan eksternal sedang diterapkan ke negara itu.

Baca Juga: Dengan Mata Kepala Sendiri Saksikan Sang Ayah Ditembak Mati Tentara Belanda, Inilah Kisah Ngatimin hingga Menjadi Mata-mata Tentara Indonesia

Hal ini cenderung aneh, mengingat rupanya hubungan Putin dan Lukashenko sembat renggang tepat sebelum pelaksanaan pemilu Presiden Belarus.

Dikabarkan bahwa Rusia mengurangi jumlah subsidi yang rutin dikirimkan ke Belarus.

Subsidi tersebut adalah sokongan utama yang membantu Lukashenko bertahan sebagai Presiden.

Dikutip dari Reuters, Rusia memandang Belarus sebagai penahan strategis laju NATO dan Uni Eropa.

Baca Juga: Melepas Status Artisnya dan Nikahi Pejabat Penting Komisaris Antam, Siapa Sangka Awal Pernikahan Wanita Ini Jauh dari Kata 'Bergelimang Harta'

Lukashenko sendiri sedang berada di bawah tekanan Uni Eropa karena menindak lawan-lawannya.

Lebih aneh lagi, Lukashenko tiba-tiba membual bahwa tank dan pesawat NATO telah dikerahkan 15 menit dari perbatasan Belarus.

“Pasukan NATO ada di gerbang kami. Lituania, Latvia, Polandia dan negara asal kami Ukraina memerintahkan kami untuk mengadakan pemilihan baru,” katanya.

Ia menambahkan bahwa Belarusia akan mati sebagai sebuah negara jika pemungutan suara baru diadakan.

Baca Juga: Belum Puas Hancurkan Palestina Berkeping-keping, Tentara Israel Lakukan Serangan Udara ke Jalur Gaza, Kirim Ratusan Roket dan Bom Api ke 2 Juta Warga yang Tinggal di Sana

"Saya tidak pernah mengkhianati Anda dan tidak akan pernah melakukannya," katanya.

Seringkali emosional dalam penampilan TV negara, pemimpin berusia 65 tahun itu menuduh adanya plot yang didukung asing untuk menggulingkannya.

Beberapa ribu orang menghadiri protes tersebut.

Saluran media oposisi mengatakan Lukashenko, yang pernah menjadi manajer pertanian kolektif era Soviet, telah membawa orang-orang dari bagian lain negara tersebut dan bahwa mereka dipaksa untuk hadir.

Baca Juga: Efmundus Kolis, Anak Petani yang Mengabdi untuk Pendidikan Anak Papua

NATO segera menampik bahwa mereka sudah kerahkan militer di Perbatasan Belarus.

Ahli sebut hubungan Putin dengan Lukashenko adalah 'benci tapi rindu'.

Dikabarkan Rusia mengawasi dengan cermat saat Belarus menjadi tuan rumah jaringan pipa yang membawa ekspor energi Rusia ke Eropa Barat.

Moskow juga memandang Belarus sebagai zona penyangga melawan NATO.

Baca Juga: Bisa karena Faktor Psikis Maupun Klinis, Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Cegukan

Ada satu alasan mengapa Putin tetap membantu Belarus meski sebelumnya ada ketegangan.

Kremlin mengatakan kedua pihak merasa yakin semua masalah di Belarus bisa segera diselesaikan.

Hal ini merujuk kepada penyatuan kedua negara, atau union state.

1999 lalu, kedua negara telah menandatangani kesepakatan untuk membangun satu negara.

Baca Juga: Panas-panasi India, Menlu China Kunjungi Perbatasan yang Disengketakan di Tibet, Pengamat Sebut Itu Isyarat yang Tidak Biasa

Namun kesepakatan itu justru dilanggar oleh Lukashenko yang sebutkan ajakan Moskow untuk kerja sama ekonomi dan politik lebih erat dengan Belarus sebagai bentuk serangan terhadap kedaulatan negaranya.

(Tendi Mahadi)

Artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul "Belarusia memanas, Rusia siap kirimkan militernya"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait