Alat tersebut kini tengah dikembangkan oleh pusat medis terbesar di Israel, Sheba Medical Center yang bermitra dengan pengembang perangkat dari perusahaan Israel Newsight Imaging.
Mengutip Reuters pada Sabtu (15/8/2020), alat tersebut diklaim mampu memberikan hasil pemeriksaan hanya dalam waktu yang lebih cepat.
Selain itu, Eli Schwartz dari Pusat Pengobatan Geografis dan Penyakit Tropis di Sheba Medical Center, mengatakan, alat tersebut lebih mudah penggunaannya dibandingkan dengan PCR.
Jika melakukan tes menggunakan alat ini, pasien diminta membilas mulut mereka dengan larutan garam dan meludah ke dalam sebuah tabung.
Selanjutnya, sampel saliva tersebut akan diperiksa menggunakan perangkat spektral kecil yang bekerja dengan cara sederhana, yakni menyinari spesimen dan menganalisis reaksinya.
“Sejauh ini kami mendapatkan hasil yang sangat menjanjikan dalam metode baru ini yang akan jauh lebih nyaman dan lebih murah,” kata Eli.
Alat tersebut saat ini telah melalui uji klinis awal dengan melibatkan ratusan pasien.
Hasilnya, alat menunjukkan tingat keberhasilan sebesar 95 persen. Alat deteksi virus corona buatan Israel ini diciptakan berbasis kecerdasan buatan.
Dengan adanya alat ini, pemeriksaan diharapkan bisa dilakukan di mana saja.
"Anda tidak harus berada di lab. Bisa di rumah, bisa di bandara, bisa di bioskop, bisa di tempat kerja."