Advertorial
Intisari-Online.com - Seperti diketahui bersama bahwaUni Emirat Arab (UEA), Amerika Serikat (AS), dan Israel telah membuat kesepakatan.
Di mana mereka bertigatelah menyetujui untuk menghentikan aneksasi terhadap wilayah Negara Palestina.
Hal itu disampaikan olehPutra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan.
Dan dia telah berbicaramelalui sambungan telepon denganPresiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Melihat koalisi tak terduga dari ketiga negara membuat Iran menyampaikan pendapatnya.
Iran yang merupakan musuh abadi AS dan Iran memberi peringatan pada UEA.
Menurut Pemimpin Iran Hassan Rouhani, Uni Emirat Arab telah membuat "kesalahan besar" dalam kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel.
Dalam pidatonya yang disampaikan pada Sabtu (15/8/2020), Rouhani mengecam keras kesepakatan apa yang disebutnya sebagai pengkhianatan oleh negara Teluk.
Melansir Reuters, harian garis keras Iran Kayhan dengan pimpinan redaksinya yang ditunjuk langsung oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, menuliskan "UEA telah mengubah dirinya menjadi target yang sah untuk perlawanan", menurut situs webnya.
Perjanjian UEA-Israel yang diumumkan pada hari Kamis (13/8/2020), dengan penengah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dipandang bertujuan untuk memperkuat oposisi terhadap kekuatan regional Iran.
Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Rouhani memperingatkan UEA agar tidak mengizinkan Israel menjadi "pijakan di wilayah tersebut".
“Mereka (UEA) sebaiknya berhati-hati."
"Mereka telah melakukan kesalahan besar, tindakan pengkhianatan."
"Kami berharap mereka akan menyadari ini dan meninggalkan jalan yang salah ini, ”kata Rouhani tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Dalam komentar halaman depan, surat kabar Kayhan mengatakan: "Pengkhianatan besar UEA terhadap rakyat Palestina ..., akan mengubah negara kecil dan kaya ini yang sangat bergantung pada keamanan menjadi 'sasaran yang sah dan mudah' bagi perlawanan."
Iran sering menyebut kekuatan militan dan negara-negara kawasan yang menentang Israel dan AS sebagai front "perlawanan".
Baca Juga: Pengangguran di Indonesia Didominasi Orang yang Berpendidikan Tinggi, Menaker: Ini Ironi...
Rouhani mengatakan kesepakatan itu tampaknya bertujuan untuk memastikan bahwa Trump memenangkan masa jabatan dalam pemilihan presiden AS pada November dan merujuk pada fakta bahwa hal itu diumumkan di Washington.
“Lalu mengapa itu terjadi sekarang?"
"Jika bukan kesepakatan yang salah, mengapa kemudian diumumkan di negara ketiga, di Amerika?"
"Jadi seorang pria di Washington memenangkan suara, Anda mengkhianati negara Anda, rakyat Anda, Muslim dan dunia Arab? ”
Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kesepakatan UEA-Israel akan "mempercepat proses penghancuran rezim Zionis (Israel) yang membunuh anak-anak".
(Yudho Winarto)
(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Presiden Iran: UEA sebaiknya berhati-hati, kesalahan besar bersepakat dengan Israel")