Sebagaimana diketahui Taliban dan AS menandatangani perjanjian damai di Qatar pada 2 Februari.
Seorang pejabat militer AS menyatakan bahwa ISIS masih menjadi ancaman bagi Afghanistan, AS, dan sekutu mereka di NATO.
Dia menyebutkan bahwa pasukan AS telah melakukan 18 operasi terhadap ISIS sejak perjanjian damai antara Taliban dan AS diteken.
Di bawah kesepakatan itu, Taliban terikat perjanjian untuk memutuskan semua hubungan dengan kelompok-kelompok teroris internasional dan tidak membiarkan mereka menggunakan tanah Afghanistan sebagai platform untuk mengancam AS dan sekutu Eropa-nya.
Kelompok militan itu juga berjanji akan melakukan negosiasi dengan pemerintah Afghanistan.
Sementara itu pihak AS sepenuhnya menarik diri dan 5.000 milisi yang dipenjara dibebaskan dari tahanan pemerintah.
Dewan Atlantik di Washington, Omar Samad, mengatakan bahwa Taliban telah mengetahui beberapa milisi mereka ingin bergabung dengan ISIS, Al Qaeda, dan kelompok-kelompok teroris lainnya.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Strategis Afghanistan, mengatakan bahwa lima dari 20 persen milisi Taliban kemungkinan akan bergabung dengan ISIS.