Find Us On Social Media :

'Diam Menghadapi Kejahatan Itu adalah Kejahatan!', Saat Dunia Menunggu Paus Fransiskus Berani Bicara tentang Pembantaian Muslim Uighur

By Khaerunisa, Jumat, 14 Agustus 2020 | 12:33 WIB

Paus Fransiskus

Baca Juga: Berpuluh-puluh Tahun Bermusuhan, Kini UEA, AS, dan Israel Sepakat untuk Berhenti Caplok Palestina, 'Kami Setuju untuk Berdamai dan Ingin Bangun Hubungan Bilateral'

Ikut pula perwakilan Dalai Lama di Eropa; seorang humanis terkemuka; Konferensi Waligereja Inggris; Uskup utama Wales untuk urusan internasional, Uskup Declan Lang dari Clifton; dan beberapa imam Katolik.

Muslim Uigur telah menghadapi penindasan selama bertahun-tahun.

Bahkan, kampanye penganiayaan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan bukti yang menunjukkan bahwa rezim Partai Komunis Tiongkok bertujuan untuk memberantas identitas budaya dan agama Uighur.

Bukan hanya dilarang mengenakan jilbab atau memelihara janggut. Jutaan muslim Uighur pun dipenjara di kamp penjara jika mereka melanggar aturan, di mana mereka menghadapi penyiksaan sistematis dan parah, kekerasan seksual dan kerja paksa.

Baca Juga: Meski Bergizi, Jangan Campurkan Susu dengan 4 Makanan Ini, Bisa Berakibat Buruk Bagi Kesehatan!

Keluarga Uighur mendapatkan pengawasan ketat selama 24 jam sehari.

Tiongkok telah membentuk negara pengawasan Orwellian, dengan kecerdasan buatan, teknologi pengenalan wajah, kamera di setiap blok dan agen Tiongkok untuk mengawasi mereka.

Dalam beberapa bulan terakhir, bukti lebih lanjut telah muncul tentang pemindahan orang Uighur ke seluruh China untuk kerja paksa dan sterilisasi paksa wanita Uighur.

Bahkan, seperti yang dicatat oleh para pemimpin agama dalam pernyataan mereka, dilakukan sterilisasi paksa terhadap para wanita.