Find Us On Social Media :

'Diam Menghadapi Kejahatan Itu adalah Kejahatan!', Saat Dunia Menunggu Paus Fransiskus Berani Bicara tentang Pembantaian Muslim Uighur

By Khaerunisa, Jumat, 14 Agustus 2020 | 12:33 WIB

Paus Fransiskus

'Diam Menghadapi Kejahatan Itu adalah Kejahatan!', Saat Dunia Menunggu Paus Fransiskus Berani Bicara tentang Pembantaian Muslim Uighur

Intisari-Online.com - Perlakuan yang diterima Muslim Uighur di China mengundang kemarahan para pemimpin agama di dunia.

Mereka mengutuk pembantaian Muslim Uighur dan menggambarkannya sebagai salah satu tragedi kemanusiaan paling mengerikan sejak Holocaust.

Meski begitu, ada tokoh agama dunia berpengaruh yang dinantikan suaranya terhadap tragedi ini.

"Diam menghadapi kejahatan itu adalah kejahatan," kata Dietrich Bonhoeffer, seorang Pendeta Protestan yang aktif dalam perlawanan terhadap kebijakan Hitler dan Nazi.

Baca Juga: Inilah Wujud Sempurna 'Pinggang Kupu-kupu' Milik Dilraba Dilmurat, Artis China Keturunan Minoritas Uighur yang Laporkan Penggemarnya Sendiri

Melansir Eurasia Review (13/8/2020), pada 8 Agustus kemarin, sekitar 76 pemimpin agama dari seluruh dunia mengeluarkan pernyataan kuat yang menyerukan tindakan untuk menghentikan kekejaman terhadap Uighur dan Muslim lainnya di China.

Kekejaman itu mereka gambarkan sebagai 'salah satu tragedi kemanusiaan paling mengerikan sejak Holocaust.'

Kardinal Charles Maung Bo dari Myanmar, presiden Federasi Konferensi Waligereja Asia, dan Kardinal Ignatius Suharyo dari Indonesia termasuk di antara tokoh-tokoh senior yang menyerukan penyelidikan atas pelanggaran berat hak asasi manusia terhadap orang Uighur.

Kemudian penandatangan lainnya termasuk mantan uskup agung Canterbury, Rowan Williams; tujuh uskup Anglikan; Uskup Agung Koptik-Ortodoks London, Uskup Agung Angaelos; mantan guru Dominikan, Pastor Timothy Radcliffe; beberapa rabi paling senior di Inggris; Para pemimpin agama Muslim termasuk ketua penyelenggara Pusat Islam Myanmar, Al-Haj U Aye Lwin.