Find Us On Social Media :

Kenyataan Memilukan di Balik Berdengungnya Slogan Konservasi Panda di China, Ternyata Ada Ketidakseimbangan Ini

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 13 Agustus 2020 | 16:04 WIB

Ilustrasi

Intisari-Online.com - Di saat kita mendambakan kabar baik, panda adalah mercusuar wujud optimisme lingkungan.

Sejak menjadi ikon gerakan konservasi pada 1980-an, 67 suaka panda dan koridor satwa liar yang tak terhitung jumlahnya telah didirikan di pegunungan hutan bambu di China tengah.

Dilansir dari Science Alert, Selasa (4/8/2020), sensus terbaru menunjukkan semua upaya itu telah membuahkan hasil.

Ada 1.864 panda yang hidup di alam liar saat ini, naik dari 1.000 pada akhir 1970-an.

Baca Juga: Jauhi Berbagai Makanan Ini Jadi 'Pesan Terakhir' Suami Ririn Ekawati, Bisa Sebabkan Penyakit Mematikan yang Renggut Nyawanya

Namun dalam sebuah studi baru , para peneliti menemukan bahwa apa yang baik untuk panda belum tentu baik untuk ekosistem lainnya.

Selama 10 tahun telah diamati bahwa karnivora besar - macan tutul, macan tutul salju, serigala, dan dhole (anjing liar Asia) - telah mundur dari tempat panda berkembang biak.

Jumlah mereka tampaknya telah turun secara signifikan di daerah cagar panda.

Bahkan, peneliti mencatat bahwa serigala secara fungsional telah punah diikuti dengan kepunahan harimau di kawasan sana.

Baca Juga: Kisah Andre Graff, Bule Prancis Penggali Sumur yang Berkali-kali Nyaris Mati Demi Buat Sumber Air di Tandusnya Tanah Sumba