Advertorial
Ngeri, Citra Satelit Ini Tunjukkan Pantai di China Tiba-tiba Menjadi Merah Bagaikan Karpet Darah, Rupanya Ada Penjelasan Sangat Ilmiah di Baliknya
Intisari-online.com -Ngeri-ngeri sedap, mungkin penggambaran yang tepat tentang pantai di China ini.
Mengutip CNN, sebuah pantai di China tiba-tiba menjadi berwarna merah darah.
Luasannya tidak terhingga, disebutkan dari citra satelit yang didapatkan dari Getty Images, lahan basah di lepas pantai tersebut juga menjadi berwarna merah.
Pantai seluas 6.667 hektar itu penuh dengan warna merah.
Baca Juga: Mantan Karyawan McD Sarankan Pembeli Tidak Menuang Makanan ke Atas Nampan, Alasannya?
Namun meski begitu, banyak wisatawan yang antusias mendatangi pantai tersebut.
Bahkan, setiap tahun ada 2 juta turis yang datang, menurut Komite Administratif pantai tersebut.
Pantai itu tidak terisi oleh pasir.
Ada hal lain yang sebabkan pantai itu bisa berwarna merah darah.
Tanaman langka
Warna merah di pantai Panjin, China tersebut rupanya berasal dari tanaman langka yang tumbuh di pantai itu.
Disebut seepweed atau nama latinnya Suaeda maritima, adalah tanaman yang memenuhi pantai Panjin.
Pantai Panjin memang tidak layaknya pantai biasa yang dipenuhi dengan pasir.
Pantai ini merupakan pantai reklamasi dengan lahan basah dan volume lumpur yang sangat banyak.
Lahan basah dan lumpur tersebut menjadi habitat tanaman seepweed ini.
Tanaman ini akan tumbuh pada musim semi dan bunganya akan kembang pada awal Juli.
Bunga itulah yang berwarna merah dan ciptakan karpet darah tersebut.
Bahkan, warna merah tanaman ini semakin pekat seiring dengan bergantinya musim panas menjadi musim gugur.
Hingga puncaknya ia tampak sangat merah bagaikan karpet darah pada September dan Oktober.
Pantai Panjin justru merupakan 'tepi pantai paling romantis di China', mengutip media lokal.
Di seluruh permukaan bumi, ada 100 variasi seepweed yang selalu tumbuh di lahan basah.
Namun, tanaman yang tumbuh di Panjin merupakan spesies unik dengan warna merahnya yang sangat indah.
Pantai yang sebetulnya rawa tersebut juga terkenal dengan kepiting rajungannya, tanaman bambu serta beras yang tumbuh di sekitar rawa itu.
Pantai itu juga rumah bagi 260 spesies burung bermigrasi yang berbeda, termasuk burung black-billed gulls yang terancam punah, serta bangau merah, salah satu bangau terlangka di dunia.
Akibat Corona, lahan basah Pantai Merah sempat ditutup lalu dibuka kembali April lalu.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini