Find Us On Social Media :

Sibuk Rawat Pasien Covid-19, Perawat Ini Abaikan Rasa Sakit di Kaki Kanannya Selama 8 Minggu, Pas Diperiksa Dokter Sebut Kakinya Harus Diamputasi Karena Hal Mengerikan Ini

By Mentari DP, Sabtu, 8 Agustus 2020 | 08:55 WIB

Sette Buenaventura.

Intisari-Online.com - Seperti yang kita ketahui bahwa petugas medis menjadi garda terdepan dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19).

Para dokter, perawat, dan staf rumah sakit selama berbulan-bulan berjuang menangani ribuan pasien Covid-19 yang membludak.

Akibatnya sejumlah petugas medis gugur.

Ada yang juga terinfeksi virus corona hingga kelelahan.

Baca Juga: Diregistrasi Minggu Depan, Rusia Ciptakan Vaksin Covid-19 Pertama di Dunia, 'Semua Biaya Ditanggung Pemerintah'

Salah satunya menimpa Sette Buenaventura (26).

Dilansir dari bbc.com pada Sabtu (8/8/2020), Sette Buenaventura merupakan seorang perawat yang bekerja di Rumah Sakit Salford Royal di Inggris.

Ketika awal pandemi, dia menjadi salah satu petugas medis yang selalu berada di garda terdepan.

Selama berbulan-bulan dia berusaha membantu mengobati pasien Covid-19.

Baca Juga: Hanya Gunakan Layang-layang dan Kondom, Militan Palestina Sukses Buat Tentara Israel yang Dikenal Hebat Kewalahan, hingga Kerahkan Sniper Andalan Mereka 

Suatu hari, dia merasakan sakit yang terus-menerus pada betis kanannya.

Namun karena kondisi sedang siaga, Sette Buenaventura mengabaikan rasa sakit itu.

Dia mengabaikan rasa sakit dan kram di betis kanannya selama delapan minggu saat bekerja.

Hingga rasa sakit itu semakin menjadi dan akhirnya dia melakukan pengobatan pada bulan April 2020.

Ketika diperiksa, betapa kagetnya dia saat dokter menemukan sarkoma di kakinya.

Sarkoma adalah kelompok kanker jarang yang muncul di tulang, dan jaringan ikat seperti lemak dan otot.

Pada kebanyakan kasus, penyebab sarkoma tidaklah jelas.

Tapi riwayat keluarga dan paparan bahan kimia atau radiasi dapat memperbesar risiko.

Gejalanya sendiri adalah benjolan yang tampak atau rasa sakit di kaki.

Buenaventura tidak menyangka kondisinya sangat parah.

Sebab, dia mengira kaki kanannya sakit karena itu efek samping dari berdiri sepanjang hari.

"Saat Covid-19 dimulai, kami bekerja keras, kami tidak punya waktu untuk khawatir tentang sakit dan nyeri," katanya.

"Kami berada di sana setiap jam untuk membantu siapa saja yang membutuhkan kami."

 

Baca Juga: Bermusuhan dengan China dan Tak Bersekutu Sama AS, Sikap Militer Filipina Soal Laut China Selatan Masih Abu-abu, 'Kami Tidak Boleh Melibatkan Diri'

"Seperti itulah bekerja di rumah sakit."

"Anda melupakan rasa sakit diri Anda sendiri karena Anda sibuk membantu orang lain. Tetapi semuanya harus dibayar mahal," ungkap Buenaventura.

Dokter berkata tumor kankernya membengkak menjadi seukuran bola golf dan dia diberitahu pada bulan Mei bahwa satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup adalah amputasi.

"Ketika mereka mengatakan kepada saya bahwa kaki saya harus diamputasi, saya merasa hancur."

"Tapi saya tidak punya waktu untuk memikirkannya. Sehingga saya langsung saja melakukannya," katanya.

"Sejak kecil, saya suka menjaga diri sendiri dan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi sehat."

"Saya bekerja di bidang kesehatan dan tidak pernah mengharapkan ini terjadi pada saya."

"Kini saya bersedih. Selain kehilangan kaki saya, saya tidak bisa membantu mereka yang membutuhkan lagi," terang Buenaventura.

Beruntungnya, Buenaventura kemungkinan bisa mendapatkan kaki palsu. Dan dengan kaki palsu itu, dia berharap dapat kembali bekerja.

Baca Juga: Kemarin Saling Bermusuhan dan Ancam Berperang, Tiba-tiba China dan Taiwan Bersatu untuk Menyerang Jepang Secara Besar-besaran, Ada Apa?