Penulis
Intisari-Online.com - Seperti yang kita ketahui bahwa petugas medis menjadi garda terdepan dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19).
Para dokter, perawat, dan staf rumah sakitselama berbulan-bulan berjuang menangani ribuan pasien Covid-19 yang membludak.
Akibatnya sejumlah petugas medis gugur.
Ada yang juga terinfeksi virus corona hingga kelelahan.
Salah satunya menimpaSette Buenaventura (26).
Dilansir dari bbc.com pada Sabtu (8/8/2020),Sette Buenaventura merupakan seorang perawat yang bekerja diRumah Sakit Salford Royal di Inggris.
Ketika awal pandemi, dia menjadi salah satu petugas medis yang selalu berada di garda terdepan.
Selama berbulan-bulan dia berusaha membantu mengobati pasien Covid-19.
Suatu hari, dia merasakan sakit yang terus-menerus pada betis kanannya.
Namun karena kondisi sedang siaga,Sette Buenaventura mengabaikan rasa sakit itu.
Dia mengabaikan rasa sakit dan kram di betis kanannyaselama delapan minggu saat bekerja.
Hingga rasa sakit itu semakin menjadi dan akhirnya dia melakukan pengobatan pada bulan April 2020.
Ketika diperiksa, betapa kagetnya dia saat dokter menemukan sarkoma di kakinya.
Sarkoma adalah kelompok kanker jarang yang muncul di tulang, dan jaringan ikat seperti lemak dan otot.
Pada kebanyakan kasus, penyebab sarkoma tidaklah jelas.
Tapi riwayat keluarga dan paparan bahan kimia atau radiasi dapat memperbesar risiko.
Gejalanya sendiri adalah benjolan yang tampak atau rasa sakit di kaki.
Buenaventuratidakmenyangkakondisinya sangat parah.
Sebab, dia mengira kaki kanannya sakit karena ituefek samping dari berdiri sepanjang hari.
"Saat Covid-19 dimulai, kami bekerja keras, kami tidak punya waktu untuk khawatir tentang sakit dan nyeri," katanya.
"Kami berada di sana setiap jam untuk membantu siapa saja yang membutuhkan kami."
"Seperti itulah bekerja di rumah sakit."
"Anda melupakan rasa sakit diri Anda sendiri karena Anda sibuk membantu orang lain. Tetapi semuanya harus dibayar mahal," ungkapBuenaventura.
Dokter berkata tumor kankernya membengkak menjadi seukuran bola golf dan dia diberitahu pada bulan Mei bahwa satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup adalah amputasi.
"Ketika mereka mengatakan kepada saya bahwa kaki saya harus diamputasi, saya merasa hancur."
"Tapi sayatidak punya waktu untuk memikirkannya. Sehingga saya langsung saja melakukannya," katanya.
"Sejak kecil, saya suka menjaga diri sendiri dan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi sehat."
"Saya bekerja di bidang kesehatan dan tidak pernah mengharapkan ini terjadi pada saya."
"Kini saya bersedih. Selain kehilangan kaki saya, saya tidak bisa membantu mereka yang membutuhkan lagi," terangBuenaventura.
Beruntungnya,Buenaventura kemungkinan bisa mendapatkan kaki palsu. Dan dengan kaki palsu itu, diaberharap dapat kembali bekerja.