Advertorial

Diregistrasi Minggu Depan, Rusia Ciptakan Vaksin Covid-19 Pertama di Dunia, 'Semua Biaya Ditanggung Pemerintah'

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Berbagai negara di dunia berlomba menemukan vaksin virus corona (Covid-19).

Ini demi menghentikan penyebaran virus corona di seluruh dunia yang telah berjalan lebih dari 8 bulan lamanya.

Nah, sepertinya Rusia akan segera menjadi negara pertama yang menemukan vaksin corona.

Ini dikarenakan pemerintah Rusia siap mendaftarkan vaksin virus corona buatan mereka.

Baca Juga: Covid Hari Ini 5 Agustus 2020: Ada 115.056 Kasus di Tanah Air, Sementara Ada 18,6 Juta Kasus Secara Global

Dilansir dari rt.com pada Sabtu (8/8/2020), Gamelei Center di Moskow dilaporkan dapat mendaftarkan vaksin virus corona pertama di dunia pada 12 Agustus 2020 mendatang.

Hal ini dikatakan oleh Wakil Menteri Kesehatan Rusia, Oleg Gridnev kepada petugas medis dan lansia akan diberikan prioritas untuk imunisasi.

Menteri senior di departemen itu, Mikhail Murashko, mengumumkan pada Minggu lalu bahwa program vaksinasi massal nasional direncanakan akan dimulai pada bulan Oktober 2020.

Baca Juga: Seperti Superman, Ini 3 Pasukan Khusus TNI yang Punya Kemampuan Tempur di Atas Rata-rata, Tak Kalah dengan Militer Negara Lain!

Murashko menambahkan, semua biaya akan ditanggung oleh pemerintah Rusia.

"Pendaftaran vaksin yang dikembangkan di Gamelei Center akan dilakukan pada 12 Agustus," kata Gridnev pada Jumat (7/8/2020) pagi.

“Sekarang kami memasuki tahap terakhir. Sementara tahap ketiga sedang berlangsung."

"Ini adalah bagian pengujian dan sangat penting. Kita harus memahami bahwa vaksin itu sendiri harus aman."

Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa uji klinis formula vaksin tersebut dimulai di Universitas Sechenov Moskow pada 18 Juni.

Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 38 sukarelawan, formula tersebut lolos protokol keamanan.

Teknologi di balik vaksin Rusia ini didasarkan pada adenovirus, flu biasa.

"Dibuat secara artifisial, protein vaksin mereplikasi protein Covid-19, memicu respons kekebalan yang mirip dengan yang disebabkan oleh virus corona itu sendiri," kata Tarasov.

Dengan kata lain, imunisasi mirip dengan bertahan hidup dari virus, tetapi tanpa risiko yang mengancam nyawa.

Kirill Dmitriev, kepala dana kekayaan kedaulatan Rusia, yang mendanai penelitian tersebut, menjelaskan bahwaengalaman Rusia dalam mengerjakan pengobatan untuk Ebola dan MERS memberi para ilmuwan keuntungan dalam menanggapi pandemi saat ini.

Baca Juga: MisteriGrigori Rasputin, Penyihir Terkenal Asal Rusia yangKutukan Kematiannya Mampu Menghancurkan Kekaisaran Rusia

Vadim Tarasov, seorang ilmuwan top di Sechenov, mengatakan Rusia memiliki awal yang baik karena telah menghabiskan 20 tahun terakhir untuk mengembangkan keterampilan dalam hal ini.

"Rusia mencobamemahami bagaimana virus menularkan," ucapVadim Tarasov.

Diketahui Rusia menjadi salah satu negara yang paling parah terdampak pandemi virus corona bersama AS, Brasil, dan India.

Ada 14.725 kasus kematian di Rusia dan ini merupakan yang tertinggi ke-11 di dunia, meskipun jika diukur per kapita, angka kematian menempati urutan ke-47, di bawah Jerman.

Negara-negara lain juga mengembangkan vaksin potensial mereka sendiri, terutama Inggris dan Amerika Serikat.

Bulan lalu, para peneliti di University of Oxford mengatakan formula mereka tampaknya aman dan tampaknya memicu respons imun.

Itu dibuat dari virus hasil rekayasa genetika yang bertanggung jawab untuk memberi simpanse flu biasa.

Bahkan pemerintah Inggris telah memesan 100 juta dosis.

Baca Juga: Perang Dunia 3 Semakin Dekat, Rusia Kembangkan Senjata Nuklir Hipersonik Baru, Lebih Hebat dari 'Senjata Nuklir Hari Kiamat' Poseidon

Artikel Terkait